Selama 6 Bulan Operasi Kursk Ukraina, Rusia Kehilangan 40.000 Tentara Juga Ratusan Tank
Moskow hampir kehilangan 40.000 tentara selama periode tersebut, sejak dimulainya operasi tersebut enam bulan lalu, yakni pada Selasa (6/8/2024).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie

TRIBUNNEWS.COM - Operasi Kursk menjadi salah satu titik balik penting dalam konflik antara Ukraina dan Rusia.
Sejak dimulainya operasi tersebut enam bulan lalu, yakni pada Selasa (6/8/2024), Rusia mengalami kerugian signifikan.
Moskow kehilangan 40.000 tentara selama periode tersebut, Ukrainska Pravda melaporkan.
Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrskyi, melaporkan melalui platform Telegram bahwa dari jumlah tersebut, lebih dari 16.000 tentara tewas dan 909 ditawan oleh pasukan Ukraina.
Syrskyi mengungkapkan kerugian total personel Rusia selama enam bulan pertempuran di Oblast Kursk mencapai sekitar 39.900 orang.
Rinciannya sebagai berikut:
- 16.100 tentara tewas dalam aksi.
- 909 tentara ditangkap oleh pasukan Ukraina.
Syrskyi juga mencatat bahwa jumlah tahanan yang berhasil ditangkap oleh Ukraina berkontribusi signifikan pada proses pertukaran tahanan, memungkinkan ratusan pembela Ukraina yang ditahan di penjara Rusia untuk pulang ke rumah.
Alat Perang yang Hilang
Operasi Kursk bukan hanya berdampak pada kerugian personel, tetapi juga pada peralatan militer.
Baca juga: Minggu Depan AS Ungkap Rencana Trump Akhiri Perang Rusia-Ukraina yang Hampir Berumur 3 Tahun
Berikut adalah rincian kerugian alat perang Rusia selama enam bulan pertempuran:
- 131 tank;
- 689 kendaraan tempur lapis baja;
- 386 sistem artileri;
- 12 sistem roket peluncuran ganda;
- 12 sistem pertahanan udara;
- 1 pesawat;
- 3 helikopter;
- 931 UAV taktis dan strategis;
- 1.164 unit kendaraan bermotor;
- 34 unit peralatan khusus.
Operasi Kursk dimaksudkan untuk mencegah serangan baru Rusia di wilayah Oblast Sumy dan Kharkiv.
Taktik ini memaksa Rusia untuk mengalihkan sejumlah besar sumber daya ke Kursk Oblast, yang pada akhirnya melemahkan posisi mereka di garis depan lainnya.
Untuk mengatasi kerugian yang dialami, Rusia terpaksa meminta bantuan dari Korea Utara yang mengirimkan 12.000 tentaranya ke Kursk, Suspilne melaporkan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.