Agar Anak-anak Tak Kebablasan Main-main Gadget
Ini cara membimbing anak biar tidak kebablasan main-main gadget sampai lupa waktu.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Kecenderungan anak remaja untuk kecanduan gadget mengkhawatirkan banyak orang tua. Dalam sehari anak cenderung menghabiskan waktu di depan komputer, iPad, PSP, telpon pintar dari pada bermain atau mengobrol dengan keluarga.
Gadget kesayangan mereka ini ditaruh di dekat bantal dalam keadaan aktif ketika mereka tidur.
Rata-rata anak jaman sekarang mendengarkan musik dari gadget selama 2,5 jam sehari. Mereka hampir menghabiskan waktu lima jam untuk nonton TV dan film, tiga jam main internet dan video games dan hanya 38 menit membaca.
Demikian sebuah penelitian yang diterbitkan oleh The Kaiser Family Foundation, sebuah organisasi nirlaba dari AS. Jumlah waktu itu belum termasuk satu setengah jam sendiri untuk berkirim pesan lewat gadget dan setengah jam berbicara lewat telepon.
Hanya dengan memberikan ponsel pintar saat ini, sudah memungkinkan anak melakukan segalanya. Mulai dari mendengarkan musik, nonton TV, main game, SMS, chatting di kamarnya atau saat ia naik mobil berangkat sekolah. "Tidak ada lagi duduk bersama menonton TV bersama keluarga," ujar Vicky Rideout dari Kaiser Family Foundation.
Dalam banyak kesempatan tak sedikitorang tua mengutarakan kekhawatiran mereka, seberapa parahkah kecanduan komunikasi virtual anak-anak mereka? Adakah kegiatan-kegiatan yang terlewatkan gara-gara keasyikan main gadget?
Adakah tanda-tanda kecenderungan ketakutan anak saat berinteraksi dengan orang secara langsung? Kapan waktu tepat untuk memberi anak gadget?
"Anda perlu menunggu selama mungkin sebelum memberi anak ponsel untuk menjaga komunikasi anak dan orang tua," kata Patricia Greenfield, ahli media digital anak-anak. Anak-anak remaja muda yang dibesarkan dengan ponsel dan kecanduan permainan online kemungkinan besar kehilangan kegembiraan saat bersama keluarga.
Anak remaja juga mungkin jadi kehilangan ketrampilan sosial untuk berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan fisiknya pun bisa jadi menurun karena seharian dia lebih menggunakan jari jemari untuk bermain gadget.
Agar Tak Kebablasan
Kecenderungan anak jadi mengurung diri karena asyik main gadget ini seharusnya sudah diwaspadai sejak dini. Jika tidak, bukan tidak mungkin anak-anak kita jadi seperti yang dialami remaja Jepang. Di negeri matahari terbit, seperti dilaporkan oleh New York Times dan Washington Post, anak remaja pria terbilang tertutup. Sehari-hari mereka menghabiskan sebagian besar waktu di kamarnya.
Hal yang bisa dilakukan orang tua agar anak tak kebablasan dengan gadget kesayangan mereka, orang tua sebaiknya ikut memonitor penggunaan gadget dan memberi batasan penggunaannya. Saat berwisata atau makan malam bersama, seluruh keluarga dilarang membawa gadget. Orang tua bisa menerapkan panduan dan aturan penggunaan gadget yang bisa diterima anak. Anak juga sebaiknya dilibatkan dalam aktivitas fisik. Bukan hanya beraktivitas secara virtual di dunia maya.
Ingat, pembatasan gadget ini demi kesehatan anak kita juga. Victoria Dunkcley, MD, psikiatris anak dan remaja yang berpengalaman dengan lebih dari seribu pasiennya yang mengalami gejala gara-gara gadget dan peralatan elektronik
"Banyak anak salah didiagnosa menderita bipolar atau ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder). Kadang mereka diberi obat yang tidak perlu ketika penyebabnya adalah otak yang terus menerus mendapat paparan alat elektronik. Orang tua perlu mendidik anak dan membuat anak puasa gadget selama tiga minggu penuh jika ada keluhan," katanya.