Nokia X Disebut-sebut Jadi Standar Baru Ponsel Android?
Nama besar Nokia, harga murah, berplatform Android, plus ada BBM. Sepertinya Nokia X sebuah kombinasi sempurna perangkat yang diidamkan.
Penulis: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, BARCELONA – Mungkin cukup banyak pengguna ponsel di Indonesia yang gemas Nokia. Gemas karena belum ada tanda-tanda kehadiran Nokia merilis perangkat berbasis Android yang lebih populer sekaligus kaya aplikasi.
Wajar gemas mengingat Nokia bukan merek asing di Tanah Air. Satu dasawarsa lalu, nama Nokia itu begitu disegani. Sayang, pamornya meredup begitu perangkat BlackBerry mewabah dan ditambah lagi dengan kehadiran ponsel Android.
Itu dulu. Kini, ada Nokia X yang jadi ponsel Android perdana besutan Nokia. Tak tanggung-tanggung, Nokia mengenalkan tiga varian sekaligus, yakni Nokia X, Nokia X+, dan Nokia XL.
Trio ponsel Android perdana ini Nokia kenalkan di ajang Mobile World Congress 2014 di Barcelona, Spanyol, Senin (24/2/2014). ”Ponsel ini juga memberikan pengalaman yang sama dengan Nokia Lumia,” kata Executive Vice President Nokia Device & Services, Stephen Elop.
Asyiknya, Nokia membanderol ketiganya dengan harga terjangkau. Sebut saja Nokia X dengan harga sekitar 89 euro atau di kisaran Rp 1,4 juta. Sedangkan si kakak, Nokia X+ berbanderol 99 euro atau Rp 1,6 juta. Sementara paling bongsor, Nokia XL harganya 109 euro atau Rp 1,8 jutaan. "Ketiga ponsel ini akan tersedia di pasaran dalam waktu dekat," janji Elop.
Harganya memang selisih tipis mengingat bedanya juga tipis-tipis. Nokia X+ dan XL memiliki kapasitas RAM yang lebih besar, yaitu 768 MB. Khusus Nokia XL, terdapat sejumlah peningkatan spesifikasi. Kamera belakangnya dilengkapi lampu flash dan ada kamera depan. Bentangan layarnya seluas 5 inci yang ditenagai baterai berkapasitas 2.000 mAh.
Kehadiran trio ponsel itu seolah menjadi klimaks dari rumor selama ini seputar rencana Nokia mengadopsi Android. Meski sejatinya, Nokia sudah bereksperimen dengan ‘Si Robot Hijau’ ini sejak tahun 2011 yang ditandai dari beredarnya foto Nokia N9 yang menjalankan Android.
Satu yang unik, Nokia X bukan seperti Android yang berjalan di perangkat Samsung, Sony, HTC, dan produsen ponsel asal China lainnya. Perbedaan yang paling kentara adalah absennya layanan Google seperti Gmail, Google Map, Google Drive maupun Google Search di Nokia X.
Sebagai gantinya, justru layanan milik Microsoft yang dibenamkan di perangkat itu. Sebut saja Skype, layanan email Outlook, mesin pencari Bing, OneDrive, dan aplikasi peta HERE.
Hal itu bisa dilakukan karena Nokia hanya memakai lisensi "Android Open Source Project" (AOSP) dari Google yang sifatnya gratis. Sementara Nokia meniadakan lisensi Google Mobile Service (GMS) yang berbayar.
Lantaran ada modifikasi inilah yang membuat Nokia X tidak mendukung antarmuka pemrograman aplikasi (application programming interface/API) buatan Google. Kondisi ini yang membuat Nokia meminta developer memodifikasi dulu aplikasi Android ber-API Google agar kompatibel dengan Nokia X.
Meski layanan Google dikebiri dari Nokia X, tapi bukan berarti pengguna dilarang membenamkan aplikasi buatan Google. ”Mereka tetap bisa membuka Gmail atau layanan Google lainnya di Nokia X,” tegas Ala-Laurila Juha, Head of Mobile Phone Business Nokia Asia Pacific kepada Tribun di sela-sela Mobile World Congress 2014 di Barcelona, Spanyol.
Bukan hanya aplikasi layanan Microsoft saja yang ditonjolkan di Nokia X, tapi aplikasi populer di Android lainnya turut dibenamkan. Sebut saja aplikasi BlackBerry Messenger, Vibe, maupun game Plants vs Zombies.
“BBM merupakan platform messaging terbaik di kelasnya yang menawarkan tingkat keamanan terpercaya dan tingkat interaksi yang tinggi,” ungkap Krishnadeep Baruah, Senior Marketing Director for BBM Asia Pacific.
Nama besar Nokia, harga murah, pakai platform Android, plus sudah terinstall aplikasi BBM. Sepertinya Nokia X sebuah kombinasi sempurna perangkat yang diidamkan. Tapi bila gagal di pasaran, bukan perangkatnya yang disalahkan.