Kaspersky Lab Survei: 1 dari 8 Pengguna Tidak Percaya Mengenai Ancaman Cyber
Menurut survei yang dilakukan bersama-sama antara Kaspersky Lab dengan B2B International 13% pengguna internet tidak percaya bahwa serangan cyber itu
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menurut survei yang dilakukan bersama-sama antara Kaspersky Lab dengan B2B International, 13% pengguna internet tidak percaya bahwa serangan cyber itu nyata.
Mereka merasa bahwa ancaman tersebut terlalu dilebih-lebihkan oleh perusahaan keamanan Internet. Namun, ketidakpercayaan ini membuat mereka tidak memiliki perlindungan apapun terhadap risiko yang mengancam data mereka dan kehidupan maya setiap hari.
Menurut statistik, bahkan pengguna internet yang memahami bahwa ancaman cyber adalah hal nyata juga merasa tidak yakin mereka membutuhkan perlindungan terhadap ancaman ini.
Secara khusus, hanya 22% responden yang percaya bahwa mereka dapat menjadi target penjahat cyber. Namun, pada kenyataannya adalah setiap perangkat pengguna bisa menjadi target yang menarik bagi penjahat cyber.
Bahkan jika pemilik tidak menyimpan data berharga pada perangkat dan tidak melakukan transaksi keuangan online, tetap saja penjahat cyber bisa memanfaatkan setiap komputer, smartphone atau tablet - mungkin dengan mengubahnya menjadi bot untuk mengirimkan spam, melakukan serangan DDoS atau mengirimkan link phishing melalui instant messaging dan e-mail.
Hampir sepertiga (32%) dari pengguna internet tidak merasa khawatir bahwa rekening online mereka bisa dikompromikan, atau bahkan tidak menyadari risiko ini. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah hal ini tidak hanya terjadi di akun pribadi mereka di jejaring sosial, tetapi juga di rekening perbankan online pribadi, yang berarti dengan mudah para penjahat cyber bisa mengambil alih keuangan pribadi pengguna internet.
Namun, banyak orang merasa bahwa kerugian keuangan sebagai akibat dari serangan cyber sangat tidak mungkin - 42% dari responden tidak menyadari atau tidak khawatir tentang kemungkinan kerugian tersebut. Satu hal yang mereka tidak sadari adalah bahwa kerugian tersebut bukan berupa pencurian uang secara langsung dari rekening bank mereka.
Infeksi malware juga dapat menyebabkan biaya tak terduga, termasuk biaya yang berkaitan dengan jasa perbaikan dari seorang spesialis IT, menginstal ulang perangkat lunak atau sementara tidak tersedianya perangkat yang dibutuhkan. Secara keseluruhan, 21% dari responden yang memiliki malware pada perangkat mereka telah mengalami kerugian sebagai akibat dari insiden tersebut.
Menurut hasil survei, 20% responden tidak menyadari bahwa menggunakan jaringan Wi-Fi publik itu berisiko karena data yang dikirim melalui jaringan tersebut dapat dicegat oleh penjahat cyber.
Walaupun kecil namun sedikit lebih tinggi dari responden pertama, sebanyak 27% menyadari ancaman ini tetapi tidak percaya bahwa mereka perlu merasa khawatir tentang hal itu. Pada saat yang sama, 55% responden tetap menggunakan jaringan publik, 12% bahkan memasukkan identitasnya ke dalam website dan 6% melakukan pembayaran online saat terhubung ke jaringan publik.
"Para pengguna internet yang percaya bahwa diri mereka aman karena para penjahat cyber tidak akan mengganggu mereka dan tidak tertarik terhadap mereka menunjukkan bahwa para pengguna internet ini tidak memahami sifat dari ancaman online tersebut. Hacker biasanya tidak fokus pada target tertentu, mereka mencoba untuk meraup sebanyak mungkin korban.
Inilah sebabnya mengapa sangat berisiko untuk menggunakan internet tanpa solusi keamanan," kata Elena Kharchenko, Kepala Manajemen Produk Konsumen, Kaspersky Lab.
Kaspersky Internet Security - Multi-Device adalah sebuah solusi yang dapat melindungi terhadap ancaman terbaru Internet tanpa mengganggu pengguna atau memperlambat perangkat.
Produk dari Kaspersky Lab ini dapat melindungi perangkat yang menjalankan Microsoft Windows, Apple OS X atau Google Android. Produk ini memblok malware, mendeteksi situs-situs phishing dan berbahaya, memperingatkan pengguna risiko yang terkait dengan penggunaan koneksi Wi-Fi yang tidak dapat dipercaya dan menawarkan web surfing aman bagi pengguna Apple iOS dan Microsoft Windows Phone.