Awas, 3 Kebiasaan Ini Picu Obesitas, Rentan Kolesterol Tinggi dan Sakit Jantung
Kolesterol tinggi sering dijuluki sebagai “silent killer” karena dalam beberapa kasus penyakit ini tidak menunjukkan gejala.
TRIBUNNEWS.COM - Berat badan berlebih atau obesitas memiliki hubungan langsung dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular, termasuk kolesterol tinggi.
Menurut Journal of the American Heart Association, obesitas menyebabkan risiko kadar kolesterol tinggi sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti jantung koroner, serangan jantung, hingga stroke.
Nah, perlu dicatat bahwa kolesterol tinggi sering dijuluki sebagai “silent killer” karena dalam beberapa kasus penyakit ini tidak menunjukkan gejala. Maka dari itu, penting untuk menjaga berat badan.
Melansir Healthline, makin bertambahnya berat badan, maka makin bertambah pula risiko penyakit kardiovaskular karena kolesterol tinggi.
Berikut tiga kebiasaan yang dapat menjadi faktor penyebab kolesterol tinggi yang dapat membuat Anda rentan sakit jantung!
1. Gaya hidup sedentari (sedentary lifestyle)
Menurut World Health Organization (WHO), obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama.
Nah, hal ini berkaitan dengan gaya hidup sedentari, yang merupakan pola hidup tidak sehat di mana seseorang cenderung malas bergerak atau beraktivitas fisik.
Pola hidup tidak sehat ini membuat tubuh tidak mengolah makanan secara sempurna untuk dijadikan energi, sehingga tubuh akan menyimpan energi dalam bentuk lemak.
Jika terjadi dalam kurun waktu yang lama, maka penumpukan lemak tersebut menyebabkan tubuh mengalami obesitas dan meningkatkan risiko terjadinya kolesterol tinggi.
Salah satu contoh sedentary lifestyle adalah pekerja yang bekerja duduk di depan komputer dalam waktu yang lama atau bermain gadget seharian.
Oleh karena itu,usahakan luangkan waktu sejenak untuk beranjak dari kursi dan lakukan aktivitas fisik ringan atau setidaknya peregangan setiap 20-30 menit.
2. Kurang gerak atau olahraga
Seperti yang dijelaskan, ketika tubuh kurang gerak atau olahraga, maka lemak dalam tubuh terus menumpuk. Akhirnya, berat badan naik dan berisiko tinggi mengalami obesitas.
Selain itu, kurang olahraga juga cenderung membuat Anda memiliki pola makan yang kurang baik, salah satunya dorongan untuk mengonsumsi makanan cepat saji atau makanan yang tidak sesuai pola makan gizi seimbang.
Seseorang yang mengalami obesitas cenderung memiliki jumlah trigliserida dan LDL atau kolesterol jahat yang cenderung tinggi dalam darah. Kondisi ini memicu penyakit berbahaya seperti sakit jantung.
Nah, berolahraga ternyata dapat membantu menurunkan kadar kolesterol tinggi atau LDL dan meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL.
Berdasarkan American Heart Association, orang yg memiliki kadar kolesterol tinggi dianjurkan berolahraga dengan intensitas sedang dengan total durasi 150 menit per minggu dengan frekuensi 4-5x masing-masing 30 menit.
3. Mengonsumsi makanan tidak sehat
Makanan menjadi salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap obesitas, apalagi mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula, garam dan lemak, seperti gorengan, makanan cepat saji, daging olahan, serta dessert atau makanan penutup.
Sebenarnya bukan berarti Anda sama sekali tidak boleh mengonsumsi makanan enak. Namun, Anda perlu membatasi dan memperhatikan makanan yang dikonsumsi untuk mencegah kolesterol tinggi.
Dilansir dari KlikDokter, selain membatasi konsumsi lemak, ternyata mengonsumsi serat, terutama serat larut juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol tinggi.
Serat akan menurunkan kolesterol tinggi dengan mengikatnya di usus kecil. Begitu berada di dalam usus kecil, serat menempel pada partikel kolesterol dan mencegahnya memasuki aliran darah.
Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi asupan yang mengandung PSE atau plant stanol ester, seperti Nutrive Benecol, untuk bantu turunkan risiko kolesterol tinggi yang juga berkaitan dengan obesitas dan dapat berdampak pada risiko penyakit jantung koroner.
PSE merupakan senyawa yang memiliki struktur molekul seperti kolesterol dan dapat menurunkan penyerapan kolesterol di sistem pencernaan sehingga kolesterol yang berasal dari makanan yang dikonsumsi dapat diturunkan penyerapan nya sehingga kadar kolesterol dapat terjaga.
Tak hanya bebas kolesterol dan aman karena berasal dari bahan alami tumbuhan, produk smoothies dengan sari buah ini juga telah teruji klinis dapat menurunkan kadar kolesterol total 7-10 persen setelah konsumsi 2 botol sehari secara rutin selama 2-3 minggu diimbangi dengan pola hidup sehat, sehingga dapat mencegah risiko penyakit jantung koroner.
Nutrive Benecol juga memiliki varian rasa yang nikmat yaitu rasa blackcurrant, lychee, strawberry dan orange
Saatnya jalani hidup di tahun 2023 bebas kolesterol tinggi dan risiko sakit jantung. Terlebih, kini Anda tahu cara enak turunkan kolesterol, yakni dengan mengonsumsi Nutrive Benecol.
Penulis: Nurfina Fitri Melina | Editor: Bardjan