Galeri Nasional Aktif Jalankan Fungsi Edukasi Kultural
Dalam jumpa pers tersebut, Kurator Galeri Nasional Indonesia, Citra Smara Dewi mengatakan, pameran karya mahasiswa seringkali disambut dengan baik ole
Jakarta, Kemendikbud --- Galeri Nasional Indonesia (GNI) merupakan museum seni di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Salah satu peranan Galeri Nasional Indonesia adalah menjalankan fungsi edukasi kultural untuk masyarakat. Dalam menjalankan fungsi ini, Galeri Nasional Indonesia menggelar berbagai kegiatan yang menyasar guru, pelajar, dosen dan mahasiswa.
Program-program yang berkaitan dengan fungsi edukasi kultural ditujukan untuk meningkatkan apresiasi seni dari dunia pendidikan. Salah satu kegiatan yang diselenggarakan untuk guru kesenian adalah pameran karya guru seni budaya. “Pameran ini untuk menunjukkan bahwa guru juga memiliki kemampuan dalam mengajarkan atau berkarya seni rupa,” ujar Kepala Galeri Nasional, Tubagus Sukmana, saat jumpa pers di Gedung Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, (16/12/2014).Selain itu, Galeri Nasional Indonesia juga rutin mengadakan pameran untuk dosen seni dan mahasiswa.
Dalam jumpa pers tersebut, Kurator Galeri Nasional Indonesia, Citra Smara Dewi mengatakan, pameran karya mahasiswa seringkali disambut dengan baik oleh perguruan tinggi. Terlebih lagi, sekarang telah berdiri Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) di beberapa provinsi. “Pameran ini menunjukkan potensi atau kekuatan karya mahasiswa,” katanya. GNI memfasilitasi pameran untuk kalangan pendidikan tinggi karena sebagaimana diketahui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) sebelumnya berada di bawah Kemendikbud. Saat ini Ditjen Dikti ada di bawah koordinasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Sedangkan khusus untuk pelajar, Galeri Nasional Indonesia kerap menyelenggarakan lomba dan workshop di bidang seni. Kegiatan berbentuk pendampingan edukasi, misalnya, dengan mengundang siswa dan guru ke Galeri Nasional untuk bisa berkarya seni grafis atau seni lukis. Galeri Nasional Indonesia juga pernah ‘menjemput bola’ dengan mendatangi sekolah-sekolah secara random, dan mengumpulkan siswa dan guru MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Seni dalam melakukan pendampingan edukasi.
Tubagus Sukmana menuturkan, Galeri Nasional Indonesia juga ingin menjadi museum yang bisa dinikmati anak-anak. Saat ini, koleksi Galeri Nasional Indonesia yang jumlahnya mencapai 1.800, sebagian di antaranya merupakan koleksi anak-anak. Koleksi tersebut diambil dari hasil lomba atau kejuaraan seni supaya dapat menjadi motivasi bagi anak-anak dalam berkarya seni. (Desliana Maulipaksi)