Menyantap Daging Rendah Risiko Kalau Disertai Makan Melon dan Brokoli
Takut risiko stroke kalau makan menu daging? Bersantaplah bersama melon dan brokoli.
Penulis: Agustina Rasyida
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM
Tiap orang tentu mendamba bisa menikmati makanan tanpa batasan, tanpa pantangan.
Kalau bisa mengonsumsi makanan apapun yang diinginkan. Tetapi ada pula yang bergaya hidup vegetarian yang hanya mengonsumsi sayur, biji-bijian, dan buah-buahan.
Tetapi bukan berarti bagi mereka yang mengonsumsi daging tidak sehat. Namun setidaknya kalau mau mengurangi jangan yang jenis daging merah karena ini justru baik untuk kesehatan.
Pasalnya daging merah merupakan salah satu sumber terbesar lemak jenuh dalam makanan. Mengurangi konsumsi daging sapi, babi, domba, unggas satu hari dalam seminggu dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung dan kanker.
Untuk mengurangi risiko ini, kita dapat menambahkan 1/4 cangkir brokoli atau melon dalam menu makan. Karena hal tersebut bisa menurunkan empat persen risiko penyakit jantung dan enam persen stroke.
"Mengurangi daging mendorong orang makan lebih banyak saturan," ujar Marion Nestle yang dilansir dari Real Simple. Nestle adalah seorang profesor nutrisi, food study, dan kesehatan masyarakat dari New York University.
Mengurangi konsumsi daging bisa menyisihkan uang belanja lebih banyak. Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, satu pon daging sapi bagian sirloin seharga 5,20 USD, sedangkan kacang 15 ons seharga 90 sen.
Jika dalam satu keluarga terdapat empat orang mengonsumsi steak 9,30 USD untuk 1,5 pon dengan sayuran dan dua kaleng kacang 1,8 USD seminggu sekali. Maka mereka menghemat 7,5 USD. Satu tahun mereka dapat menghemat 390 USD.
Mengurangi konsumsi daging juga dapat menyelamatkan bumi. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa industri peternakan menyumbangkan seperlima dari seluruh gas rumah kaca dan mengambil 30 persen lahan yang digunakan di bumi.
"Mengurangi 1,5 pon daging, Anda akan mendapatkan manfaatnya hampir sama dengan perdagangan mobil ultra efisien hybrid Prius," kata Gidon Eshel, Profesor Fisika di Bard College, New York. (Agustina Rasyida)
Baca Artikel Menarik Lainnya