Curigai Gelaja Asma Bila Anak Sering Batuk di Malam Hari
Usia sekolah dasar merupakan kelompok usia yang paling banyak mengalami asma.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Diagnosis asma pada anak, terutama saat bayi masih sulit dilakukan. Contohnya saja, mengi yang terjadi sewaktu anak berusia setahun apakah benar-benar merupakan asma atau semata-mata karena saluran napas mereka masih kecil? Mengingat ada infeksi sedikit saja, sudah menimbulkan bunyi ngik-ngik seperti mengi.
Itu sebabnya, pada anak, terutama bayi, belum bisa dipastikan wheezing alias mengi yang terjadi benar-benar asma atau infeksi biasa. “Kemungkinan memang asma, bila mengi berlanjut hingga anak berusia lima tahun lebih,” tegas Dr. Nastiti N. Rahajoe, Sp.A(K).
Tapi perlu waspada bila di dalam keluarga, ayah atau ibu, ada riwayat alergi. Kedua orangtua yang mengalami asma, 40 persen anak berisiko mengalami asma.
Selain keluarga, faktor risiko lain seperti adanya tanda-tanda alergi saat kecil atau eksim infantil berisiko asma di kemudian hari. Bila anak sering batuk di malam hari juga menjadi faktor yang harus dicurigai anak mengalami asma.
Usia sekolah dasar merupakan kelompok usia yang paling banyak mengalami asma. Dengan prevalensi yang cukup bervariasi. “Jumlah yang sangat bervariasi ini tergantung daerah, polusi, dan gaya hidup,” terang Dr. Nastiti.
Sekitar 70-80 persen asma, yaitu asma yang tidak terlalu berat, pada anak akan hilang saat dewasa. Terutama pada anak laki-laki. Sekitar 5 persennya akan mengalami asma berat dan sisanya, sekitar 10 persen, asmanya bisa muncul sewaktu-waktu.