Bolehkah Ibu Hamil Berobat Gigi?
Apa benar selama masa kehamilan seorang Ibu tidak diijinkan merawatkan dan mengobatkan kasus gigi dan rongga mulutnya?
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tribunnews.com membuka kontak Konsultasi yang akan dijawab Drg Anastasia Ririen
Drg R Ngt Anastasia Ririen Pramudyawati, alumnus Fakultas Kedokteran gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, siap menjawab segala pertanyaan seputar kesehatan gigi dan mulut di rubrik konsultasi gigi dan mulut Tribunnews.com.
Selama ini, perempuan kelahiran tepian Danau Tage - Epouto (Enarotali, Paniai, Papua) ini bekerja di Permata Pamulang Hospital, Happy Smile Dental Clinic Bali View Point (keduanya beralamat di Tangerang Selatan), dan praktek pribadi D-smile di wilayah Pondok Cabe, Selatan Jakarta.
Selain itu, juga aktif menulis di www.kompasiana.com/dokteranastasiaririen dan memberikan konsultasi soal kesehatan gigi dan mulut lewat media radio, serta mengisi rubrik konsultasi di Harian Tribun Kaltim.
Bagi pembaca Tribunnews.com yang ingin melakukan konsultasi masalah gigi dan mulut, silakan mengirimkan pertanyaan melalui email: dr_anastasia_ririen@yahoo.com.
Semua jawaban akan ditayangkan di www.tribunnews.com.
Pertanyaan
Dear dokter Anastasia,
Saya sedang dalam masa penyiapan program kehamilan pertama saya. Dan sesuai anjuran dokter kandungan saya, sudah beberapa waktu ini saya rutin merawatkan semua kasus gigi saya sebelum tiba masa kehamilan saya. Beberapa rekan juga menganjurkan hal yang sama.
Pertanyaan saya, apa benar selama masa kehamilan seorang Ibu tidak diijinkan merawatkan dan mengobatkan kasus gigi dan rongga mulutnya? Bila demikian, apa penyebabnya, Dok?
Terimakasih. (Arnette, Serpong)
Jawaban:
Ibu Arnette yang berbahagia,
Selama masa kehamilannya,umumnya para Ibu hamil memiliki risiko cukup tinggi terhadap perkembangan kerusakan gigi-geligi serta status kesehatan rongga mulutnya oleh ragam penyebab.
Salah satunya akibat perubahan fisiologis dan hormonal yang berlangsung selama proses kehamilan. Fluktuasi dari hormon estrogen dan progesteron tersebut bisa berpengaruh terhadap kondisi cairan servikular, serum, saliva, serta jaringan pendukung gigi-geligi para Ibu hamil.
Peningkatan risiko terjadinya pembengkakan gusi maupun perdarahan pada gusi pun umum terjadi pada ibu hamil. Hal ini akibat pelunakan jaringan pendukung gigi akibat peningkatan hormonal. Kadang hingga memunculkan benjolan-benjolan berwarna kemerahan pada gusi yang mudah berdarah, disebut epulis gravidarum.
Pada ibu hamil dengan keadaan gigi yang rusak cukup parah akan menstimulasi keluarnya hormon prostaglandin yang dapat merangsang munculnya efek kontraksi pada rahim. Nah, bila rahim terus
berkontraksi maka kelahiran prematur bahkan keguguran pun tidak dapat dihindarkan lagi.
Perlu dicermati bahwa selama kehamilan Ibu membutuhkan asupan zat makanan bergizi. Bila Ibu hamil mengalami gangguan kesehatan pada gigi-geligi dan rongga mulutnya, maka proses terpenuhinya kebutuhan makanan sang Ibu dan janin dapat terganggu. Imbasnya, gizi janin kurang tercukupi dan bayi pun bisa mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan. Memunculkan kasus bayi lahir dengan berat badan di bawah normal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.