Pernikahan Dini Kembali Jadi Tren Remaja Perkotaan
Melakukan pernikahan dini di jaman kiwari, ternyata kembali menjadi tren bagi kalangan Remaja perkotaan berusia 15-19 tahun di Indonesia.
Penulis: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melakukan pernikahan dini di jaman kiwari, ternyata kembali menjadi tren bagi kalangan Remaja perkotaan berusia 15-19 tahun di Indonesia.
Padahal, rasio pernikahan dini di kalangan remaja yang berada di perdesaan justru menurun.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), rasio pernikahan dini di perkotaan pada tahun 2012 adalah 26 dari 1.000 perkawinan. Rasio itu, naik pada tahun 2013 menjadi 32 per 1.000 pernikahan.
Rasio itu, berbanding terbalik dengan kenyataan di perdesaan, yang justru turun dari 72 per 1000 pernikahan menjadi 67 per 1000 pernikahan pada tahun 2013.
"Padahal, kita kan tahu, wilayah perkotaan tingkat pendidikan, dan akses mendapatkan informasi lebih tinggi. Ini menjadi sesuatu yang aneh dan mengejutkan," kata Kepala BKKBN Fasli Jalal, di sela-sela acara Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIP) Expo di atriun Senayan City , Minggu (26/1/2014).
Kembali naiknya rasio pernikahan dini di perkotaan tersebut, memang tidak mendorong persentase penurunan angka pernikahan dini.
"Kami menargetkan pernikahan dini 30 per 1.000 penduduk. Jadi, kalau digabungkan antara rasio di perkotaan dan perdesaan padaTahun 2013, rata-rata masih 48 per 1.000 pernikahan," tuturnya.
Untuk menurunkan tren tersebut, BKKBN menggencarkan program Generasi Berencana (Genre). Program itu berisi sosialisasi tentang pengetahuan mengenai keluarga berencana yang menyasar kalangan siswa SMA dan mahasiswa.
"Yang memberikan pengetahuan adalah teman-teman seusianya atau duta Genre. Mengapa? karena kecenderungan mereka mau mendengarkannya," tukasnya.