TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA – Setiap orang mempunyai kesempatan untuk terjangkit bibir sumbing. Hingga kini, pencegahan kelainan bibir sumbing masih menjadi kajian bagi para ilmuwan kedokteran.

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY drg Laelia Dwi Anggraini SpKGA, mengatakan bibir sumbing terjadi karena faktor keturunan. "Sementara pemicunya bisa karena faktor gizi dan konsumsi obat," ujar Laeila saat dihubungi Tribun Jogja (Tribunnews Network), Senin (10/3/2014) siang.

Laeila menjelaskan, sulit memprediksi kapan gen resesif bibir sumbing akan muncul. Karena itu paling baik adalah mengurangi faktor pemicunya. Laeila menyarankan bagi ibu hamil untuk mengonsumsi makanan bernutrisi, mengurangi konsumsi makanan instan, dan mengontrol kandungannya secara rutin. "Bibir sumbing itu baru terdekteksi pada usia kehamilan di atas 6 bulan," ujarnya.

Sementara, pembentukannya sebenarnya sudah berawal dari usia tiga bulan. Usia tersebut adalah masa pembentukan rongga mulut. Meskipun sudah terbentuk, sangat sulit untuk mendeteksinya melalui USG pada usia kehamilan muda.

Laelia mengungkapkan, 8 dari 1.000 angka kelahiran di Indonesia mengalami kelainan bibir sumbing. Angka bibir sumbing ini terus naik dari tahun ke tahun, sehingga membutuhkan perhatian lebih dari berbagai kalangan.