Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Sekitar 110 Ribu Ton Tinja Dibuang Sembarangan

Sekitar 110 ribu ton tinja dan 14 ribu meter kubik urine setiap tahunnya yang dibuang ke badan sungai, daratan, dan tempat lainnya

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Sekitar  110 Ribu Ton Tinja Dibuang Sembarangan
www.thecrowdvoice.com
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat, masih ada 40  juta orangIndonesia  membuang air besar sembarangan. Jumlah ini, menurun  dibandingkan  empat tahun lalu.  Versi lain menyebutkan  jumlahnya sebenarnya lebih dari 70 juta orang.

 Nugroho Tri Utomo, Direktur Permukiman dan Perumahan Badan Perencanaan Pembangunan mengatakan, mereka membuang air besar ke daratan, sungai dan laut. 

Sekitar  110 ribu ton tinja dan 14 ribu  meter kubik urine setiap tahunnya yang dibuang ke badan sungai, daratan, dan  tempat lainnya.

Jumlah tinja seluruh Indonesiadalam setahun ini setara dengan jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat  di DKI Jakarta selama dua minggu.  
 

Nugroho mengatakan, melalui  STBM  ditargetkan  pada  2015,  sebanyak  20 ribu  desa  di Indonesia  bebas  Buang  Air Besar Sembarangan  (BABS) dan hingga akhir 2012 telah ada 11.165 desa di seluruh  provinsi  yang bebas BABS," katanya.

 Pokja AMPL Nasional melalui program Penyediaan Air Minum dan   Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) juga  telah  mampu  meningkatkan  cakupan  air  minum  dan  sanitasi layak  untuk  masyarakat. 
 

"Faktanya,  sejak  2008-2012  Pamsimas  telah  berhasil  meningkatkan cakupan air minum layak  bagi 4,3 juta jiwa dan cakupan sanitasi layak bagi 3 juta jiwa di 5.500 desa yang tersebar di Indonesia,' katanya.

Berita Rekomendasi

 Pokja AMPL Nasional telah mensinergikan   pencapaian   perubahan   perilaku   dengan   penyedian   prasarana   sanitasi,  salah satunya melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), di mana sampai saat ini telah terbangun 584 fasilitas Sanimas pada sejumlah propinsi di Indonesia.

Sanitasi  dan air  minum  merupakan  hal  yang  saling  berkaitan.  Pasalnya,  penyediaan  layanan sanitasi layak sangat tergantung dengan ketersediaan air  layak, sementara untuk mendapatkan air minum aman diperlukan upaya  penanganan sanitasi yang baik.

 "Peningkatan prioritisasi untuk penanganan  keduanya  perlu  disetarakan  dan  disinergikan  untuk  menjawab  tantangan pembangunan  baik  yang  diagendakan  dal-am  rencana  pembangunan  nasional  maupun internasional," katanya. (Eko Sutriyanto)

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas