Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Bagus Mana Sih, Minum Air Dingin atau Hangat?

Mitos minum air dingin sebabkan kegemukan sudah sering kita dengar sejak dulu.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Bagus Mana Sih, Minum Air Dingin atau Hangat?
net

TRIBUNNEWS.COM - Mitos minum air dingin sebabkan kegemukan sudah sering kita dengar sejak dulu. Temperatur suhu air mineral kerap dikaitkan oleh masalah kesehatan seperti obesitas, panas dalam, flu dan radang tenggorokan.

Ada yang mengatakan jika sebaiknya kita meminum air mineral bersuhu sedang untuk menghangatkan tubuh dan menghindari berbagai masalah penyakit tenggorokan.

Sebagian lainnya, berpendapat bahwa aturan minum air mineral harus disesuaikan dengan suhu tubuh. Lalu, manakah yang benar?

dr. Ani Sri Sukmaniah Msc, SpGK, Dokter Spesialis Gizi Klinik Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan tentang aturan minum air mineral sesuai suhu tubuh dan ruangan saat itu.

Pasalnya, minum air mineral sesuai suhu tubuh saja tidak cukup untuk membuat air mineral yang kita minum mampu mengatasi masalah dahaga, namun juga harus sesuai dengan suhu ruangan tempat ia berada.

“Pada iklim tinggi, panas tubuh akan berkeringat. Maka boleh meminum air dingin dengan standar maksimal 5 derajat Celcius suhu air yang menetap di tubuh kita,” ungkap dr. Ani di acara seminar Manfaat Puasa dengan Nutrisi Seimbang dan Pola Minum AQUA242 di Restoran Harum Manis, Jakarta Pusat, Rabu (3/6/2015).

Sebagai contoh, usai olah raga sebaiknya minum air dingin atau air hangat? Ia menjawab, air mineral bersuhu dingin akan bisa membantu menurunkan suhu tubuh karena berkeringat. Sedangkan, air hangat tidak terlalu bisa mengganti cairan dengan lebih cepat ketika berolahraga, tapi sangat baik bagi pemilik gigi sensitif.

Berita Rekomendasi

“Terpenting bukan suhunya, melainkan minum air dalam jumlah cukup setiap hari untuk mencegah dehidrasi serta memberi manfaat besar bagi kesehatan tubuh,” saran dr. Ani.

Lebih lanjut, diakuinya, mineral tidak akan rusak jika dipanaskan, berbeda halnya dengan vitamin. Contoh paling utama ialah vitamin B dan C, makanya tidak disarankan memasak atau memanaskan vitamin secara berulang. (Tabloidnova.com/Ridho Nugroho)

Sumber: Tabloidnova.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas