Laporan Wartawan Tribunnews, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kompleksnya penanganan medis dan kurangnya pemerataan dokter ahli bedah jantung anak menyebabkan hanya empat persen dari 40 ribu anak lahir dengan penyakit jantung bawaan, tertangani dokter.

Sisanya, anak-anak tersebut meninggal dunia, dibiarkan orangtuanya dan yang terpahit menjalani pengobatan di luar negeri.

Celakanya, penyakit jantung bawaan anak belum menjadi perhatian Kementerian Kesehatan maupun pihak lainnya.

Padahal, penyakit ini menjadi penyebab kematian nomor satu penyakit bawaan pada bayi baru lahir.

"Dari data, dari 4 juta bayi lahir di Indonesia 40 ribu di antaranya mengidap penyakit jantung bawaan dan 9 persen meninggal di bulan pertama setelah kelahiran," kata Dr dr Dicky Fakhri SpB SpBKTV, dokter spesialis jantung anak dari Siloam Heart Institute saat Temu Media di Siloam Hospital Kebun Jeruk, Selasa (27/10/2015).

Saat ini, kata dia jumlah dokter ahli bedah spesialis jantung khusus anak yang hanya lima orang dan 100 dokter bedah jantung dewasa yang bisa juga menangani jantung anak.

"Kalau dihitung secara keseluruhan, hanya  mampu melayani 1.500 pembedahan per tahun," katanya.

Minimnya pembedahan ini mengingat satu kali tindakan membutuhkan tim sebanyak delapan orang dari berbagai multi disiplin.