Teknologi Gamma Knife Memungkinkan Pasien Jalani Operasi Otak Tanpa Risiko Bedah
teknologi gamma knife. Tindakan ini, kata dia, memungkinkan pasien menjalani operasi otak tanpa risiko bedah.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Gamma Knife Center Indonesia (GKCI) menggelar malam apresiasi sebagai ungkapan syukur atas kontribusi para spesialis yang menggunakan teknologi mutakhir dalam menangani pasien tumor di Jakarta, Sabtu (2/4/2016) malam.
Manajemen GKCI juga mengundang pasien beserta keluarga mereka untuk tetap menjalin tali silaturahmi yang mengikat kepercayaan dengan dokter.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur GKCI Dr dr Lutfi Hendriansyah, SpBS memaparkan teknologi gamma knife.
Tindakan ini, kata dia, memungkinkan pasien menjalani operasi otak tanpa risiko bedah.
Setelah selesai tindakan, lanjut dia, pasien tidak memerlukan rawat inap yang lama, pun rasa sakitnya dapat diminimalisir.
"Tim hanya akan memberikan penyuntikan obat lokal anestesi pada empat area tempat pemasangan pin, yaitu untuk alat stereotaktik frame yang menjadi sumbu koordinat tumor di kepala," kata dia.
Dr Lutfi yang juga spesialis bedah saraf Siloam Hospitals Lippo Village menjelaskan, Gamma Knife Perfexion yang dipasang di GKCI adalah alat Gamma Knife Perfexion pertama yang dipasang di Indonesia dan Asia Tenggara.
"Ini merupakan model kelima dari jenis yang ada. Pada jenis Perfexion prinsip kerja alatnya lebih sederhana dan jauh lebih efisien serta akurat jika dibandingkan dengan model-model sebelumnya," ujar dia.
Sementara itu di tempat yang sama, terkait perannya dalam dunia ilmiah kedokteran, Chief Operations Officer & Medical Physics Specialist GKCI, Sajeev Thomas Ph D, MACPSEM, HCPC, MSc RP menyatakan, Gamma Knife menawarkan alternatif tindakan yang jauh lebih nyaman untuk pasien yang tidak memungkinkan dilakukan dengan bedah otak konvensional.
"Kehadirannya di Indonesia melalui Siloam Hospitals diresmikan pada Juli 2012. Hingga Maret 2016 ini telah melayani 400 pasien sementara secara global di seluruh dunia Gamma Knife telah melakukan tindakan radio surgery pada sekitar 750.000 pasien," jelasnya.
Dukungan atas pelayanan GKCI ini tidak lepas dari peran Siloam Hospitals Group yang menjadi rumah bagi pasien dengan diagnosa tumor.
Chief Operation Officer dr. Andry MM. MH.Kes berharap Siloam memiliki visi dan misi yang jelas tentang pelayanan kesehatan di Indonesia.
"Kami berharap dengan kehadiran GKCI di Siloam yang sudah berjalan selama empat tahun juga dapat menjaga kepercayaan masyarakat," tutur dia.
Sedangkan, President Director Siloam International Hospitals, Romeo F Lledo mengatakan, investasi alat dan fasilitas Gamma Knife yang dikeluarkan sekitar Rp 50 miliar.
Dia juga menyatakan, layanan tersebut hanya ada di Siloam Hospitals Lippo Village Karawaci dan saat ini belum ada rencana lain untuk mengadakannya di tempat lain.
"Kira-kira Rp50 miliar investasi berupa alat dan fasilitas yang kami keluarkan. Layanan ini hanya ada di Siloam Hospitals Lippo Village Karawaci dan kami belum berencana mengadakannya di tempat lain," kata Romeo.
Dia menambahkan, Linac Radioterapi untuk kanker, fungsinya untuk kepala tapi yang dibawah kepala yaitu Linac Radioterapi Equipment pihaknya mau bangun ada dua yaitu di MRCCC Semanggi dan di daerah TB Simatupang, Jakarta Selatan. Tidak hanya itu, ujar Romeo, akan membangun juga di Lippo Village, Makassar, Surabaya, dan lain lain.
Malam apresiasi menjadi lebih berkesan, saat masing-masing pasien dari GKCI yang hadir memberikan testimoni. Mereka berharap kesuksesan GKCI membawa perubahan dalam teknologi medis di Indonesia serta dapat menjadi harapan bagi masyarakat yang membutuhkan layanan penanganan tumor.