Pertanyaan dan Solusi Seputar Cara Merampingkan Perut
Ternyata selama ini, ada kebiasaan makan yang membuat ukuran perut Anda tak kunjung menyusut
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 62 persen wanita mengatakan, bagian tubuh mereka yang paling tidak mereka sukai adalah bagian perut.
Jika Anda adalah salah satu di antaranya, jangan putus asa.
Ternyata selama ini, ada kebiasaan makan yang membuat ukuran perut Anda tak kunjung menyusut, kata Alan Aragon, ahli gizi di Westlake Village, California.
Baca keterangannya dan terapkan saran yang dipaparkan di sini.
Apakah makan dalam porsi kecil namun sering, dapat mengekang rasa lapar?
Bertentangan dengan apa yang Anda dengar selama ini, makan lima kali sehari dalam porsi kecil, tidak bekerja untuk semua orang.
Anda akan makan sehat jika Anda makan dengan cara Anda sendiri. Ini berarti, jika Anda lebih suka makan tiga kali sehari, tidak ada alasan untuk memaksa diri untuk melakukan yang sebaliknya, kata Aragon.
Berapa kali seseorang makan, tidak menjadi masalah. Ukuran atau porsi yang mereka makan, itulah yang bisa menjadi masalah. Selama Anda makan tidak lebih dari porsi yang ditetapkan dan disesuaikan dengan aktivitas harian, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Menurut National Health Service di Inggris, rata-rata kebutuhan kalori wanita dewasa dengan aktivitas moderat adalah 1.500-2.000 kalori perhari dan pria dewasa 2.000-2.500 kalori perhari. Semakin sedikit aktivitas seseorang, semakin sedikit kalori yang dibutuhkan.
Bagaimana saya tahu mana lemak yang baik untuk dikonsumsi?
Sudah terbukti secara ilmiah: Makan lemak dapat membantu Anda menjadi langsing, kata Aragon. Bahkan, Institute of Medicine merekomendasikan makanan berlemak 20 sampai 35 persen dari total kalori harian.
Ini, tentu saja, bukan undangan untuk Anda cepat-cepat memesan makanan di gerai cepat saji. Yang dimaksudkan di sini adalah, Anda memasukkan jenis lemak baik terutama lemak tak jenuh tunggal (MUFAs) seperti kacang-kacangan, alpukat, dan minyak zaitun.
Serta mengurangi makanan olahan yang mengandung lemak trans, seperti snack yang dipanggang.
Sebuah laporan di British Journal of Nutrition menemukan bahwa pola makan kaya MUFA dapat membantu orang kehilangan berat badan dan lemak tubuh bahkan ketika mereka tidak mengubah asupan kalori mereka.
Apakah menghitung kalori satu-satunya cara untuk meratakan perut?
Kunci mengurangi lemak perut adalah jumlah kalori yang masuk tidak lebih atau bahkan kurang dari yang keluar selama program perampingan berlangsung. Anda bisa menghitung setiap kalori dari tiap makanan yang Anda makan. Tapi, hal ini tentu memusingkan, bukan?
Alih-alih terpaku pada kalkulator kalori, lebih baik isi piring Anda dengan makanan padat energi, seperti protein tanpa lemak, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
Mereka sarat gizi nemun relatif sedikit kalori. Anda bisa makan lebih banyak dan lebih merasa kenyang tanpa memperbesar ukuran lingkar pinggang Anda.
Apakah karbohidrat menyebabkan perut gemuk?
Ya, jika Anda makan berlebihan, sama halnya dengan semua jenis makanan lainnya. Tapi, sebenarnya karbohidrat bukanlah musuh Anda. Jika Anda mengonsumsi lebih dari yang Anda keluarkan, sisa karbohidrat akan diubah menjadi lemak yang akan disimpan di perut Anda (dan di tempat lain).
Jadi, sebaiknya pilih karbohidrat kompleks seperti biji-bijian dan buah-buahan dan sayuran segar. Karena, mereka kaya serat yang lebih cepat mengenyangkan, sehingga lebih mudah untuk mengontrol porsinya dibanding karbohidrat sederhana atau olahan roti putih, pasta, dan nasi putih.
Berat badan saya berkurang tapi perut tetap gemuk. Apa yang salah?
Ini biasanya disebabkan karena kurang olahraga atau mengonsumsi cukup banyak protein, kata Aragon.
Cobalah berlatih beban yang melatih semua otot tubuh, plus kardio dan konsumsi enam ons daging tanpa lemak untuk Anda makan pasca-latihan. Atau, minum smoothie atau yogurt ditambah dua sendok bubuk protein.
Setiap pilihan menghasilkan sekitar 40 gram protein, jumlah yang Anda butuhkan untuk menurunkan lemak sambil menjaga metabolisme otot metabolisme.
Lily Turangan/Kompas.com