Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Terjebak Macet Puluhan Jam Saat Mudik, Kemenkes: Kelelahan dan Kekurangan Cairan Berdampak Fatal

"Kelelahan dan kekurangan cairan dapat berdampak fatal. Apalagi pada kelompok rentan anak-anak, orang tua, dan pemudik dengan penyakit kronis"

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Terjebak Macet Puluhan Jam Saat Mudik, Kemenkes: Kelelahan dan Kekurangan Cairan Berdampak Fatal
TRIBUNNEWS/YULIS
Mobil pemudik jenis Toyota Avanza mogok di ruas tol Kanci-Pejagan, belasan kilometer sebelum Gerbang Tol Brebes Timur, Senin (4/7/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baru-baru ini dikabarkan 13 korban pemudik meninggal dunia saat mobil

yang mereka tumpangi terjebak macet berjam-jam lamanya di ruas tol di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Mengacu pada laporan  yang diterima dari Dinas Kesehatan Daerah, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI Achmad Yurianto membantah pemudik tersebut meninggal di satu tempat dan di satu hari yang sama.

Menurutnya, data 13 pemudik yang meninggal tersebut merupakan data akumulasi dalam tiga hari sejak 3 hingga 5 Juli di berbagai tempat, dengan berbagai faktor risiko.

"Kelelahan dan kekurangan cairan dapat berdampak fatal. Apalagi pada kelompok rentan anak-anak, orang tua, dan pemudik dengan penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, jantung dapat meningkatkan risiko," kata Yuri dalam keterangan resminya, Rabu (6/7/2016).

Dia menambahkan, kondisi itu diperburuk oleh kondisi kabin kendaraan yang relatif sempit serta tertutup karena pemakaian AC terus menerus.

Menurutnya, hal itu bisa  menurunkan oksigen serta naiknya kadar CO2.

Berita Rekomendasi

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Oscar Primadi mengingatkan kepada masyarakat yang menjalani perjalanan jauh saat Idul Fitri, baik mudik atau saat kembali ke kota asal agar selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan.

Kemenkes telah menyiagakan 3.583 sarana kesehatan, terdiri dari 870 Posko Kesehatan, 2.000 Puskesmas, 371 RS, dan 207 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

"Bila lelah, mengantuk, atau merasa kurang prima, para sopir atau pemudik bisa manfaatkan fasilitas ini. Setelah segar, perjalanan dapat dilanjutkan," kata Oscar.

"Masyarakat silahkan hubungi untuk mendapatkan pertolongan. Kalaupun ambulan belum tiba, operator akan memandu tindakan emergensi apa yang dapat dilakukan keluarga, kerabat atau pemudik yang sakit. Dengan demikian kejadian yang tidak diharapkan dapat diminimalisir," tutur Oscar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas