Tak Ingin Kena Penyakit Setelah Ramadan? Yuk Kembali Menjaga Pola Makan
Setelah Ramadan kita sudah bisa makan dan minum di siang hari seperti biasa, tapi yang harus diwaspadai adalah menjaga makan jangan sampai berlebihan.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN -Ramadan sudah berlalu.
Banyak pelajaran yang kita dapat dari perjalanan selama kurang lebih dalam sebulan berpuasa, di antaranya saat berpuasa kita menahan lapar dan dahaga untuk mendapatkan ganjaran pahala dari Allah SWT.
Berbagai manfaat puasa bagi tubuh kita seperti memberikan kesempatan bagi alat pencernaan untuk beristirahat, membebaskan tubuh dari racun, kotoran, dan ampas yang merusak kesehatan, memblokir makanan untuk bakteri, virus, dan sel kanker sehingga kuman-kuman tersebut tidak bisa bertahan hidup.
Selain itu, menambah jumlah sel darah putih dan meningkatkan daya tahan tubuh, serta menyembuhkan berbagai penyakit.
Setelah Ramadan kita sudah bisa makan dan minum di siang hari seperti biasa, tapi yang harus diwaspadai adalah menjaga makan jangan sampai berlebihan.
Banyak orang yang lupa diri karena merasa sudah selesai puasa kemudian lupa akan menjaga makan, sehingga makannya berlebihan dan ini tidak baik bagi kesehatan.
Saat Idulfitri atau lebaran kita disajikan makanan bermacam-macam jenis makanan yang lezat.
Makanan seperti ketupat, soto, lontong, karih ayam, sate, dan banyak lagi makanan yang umumnya tinggi lemak yang kalau dikonsumsi berlebih tidak baik bagi kesehatan.
Kalau cuma dikonsumsi saat lebaran tidak masalah, asal bagi orang yang tidak mengalami penyakit tertentu seperti hipertensi, jantung, diabetes.
Rosihan Anwar SGz MPH, Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasinmenganjurkan agar kembali ke pola makanan yang seimbang, bervariasi dan tinggi serat.
"Kita harus menyadari bahwa makanan yang kita makan sangat menentukan masa depan kita untuk sehat atau sakit, ada pepatah mengatakan “Apapun jenis penyakit, ibunya adalah makanan”. Jadi, tanpa kita sadari, makanan bisa menyebabkan sehat dan makanan juga bisa menyebabkan kita sakit," kata Rosihan dalam tulisannya di Banjarmasin Post (Tribunews.com Network).
Makanan bisa menyebabkan sakit, sebagai contoh kalau kita terlalu banyak makan akibatnya adalah menjadi kegemukan dan kegemukan cenderung menyebabkan sakit stroke, jantung, hipertensi.
Sedangkan makanan bisa menyembuhkan penyakit, dengan makanan yang bergizi dan sesuai diet yang diberikan kepada pasien akan membantu menyembuhkan sakit pasien.
Untuk bisa hidup sehat dengan makanan adalah dengan menjaga pola makan yang baik serta asupan makanan tersebut.
Konsumsi makanan yang yang bergizi dan seimbang sangatlah penting.
Masukan makanan yang dimakan berupa kalori harus seimbang dengan pengeluaran dalam bentuk aktivitas, dengan menerapkan konsep kesimbangan ini kita akan memiliki berat badan ideal.
Namun kalau makan sedikit dan aktivitas lebih banyak, kita akan mempunyai berat badan rendah atau kurus dan sebaliknya, kalau kita makan yang banyak tapi aktivitas rendah maka kita malah menjadi gemuk.
"Rasulullah SAW menganjurkan untuk makan jangan berlebih. Secara sederhana pola makan yang benar menurut Rasulullah adalah mengatur pola makan dalam perut kita agar sehat yaitu sepertiga padatan (berupa makanan), sepertiga cairan, dan sepertiga sisanya adalah ruang kosong untuk udara sehingga kita menjadi tetap sehat. Prinsip ini suatu pola keseimbangan untuk memudahkan tubuh melakukan proses metabolisme secara wajar," ucapnya.