Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Makan Nasi Putih Terlalu Banyak Dapat Memicu Diabetes

Bahkan, nasi lebih berpotensi menyebabkan diabetes daripada minuman bersoda yang manis.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Makan Nasi Putih Terlalu Banyak Dapat Memicu Diabetes
Shutterstock
Nasi 

TRIBUNNEWS.COM - Jika menyebut masalah diabetes, Mama pasti langsung mengaitkannya dengan konsumsi gula atau makanan manis yang berlebihan.

Namun pandangan ini perlu diluruskan. Ternyata, bukan gula yang memicu diabetes. Penyebab utama diabetes adalah nasi putih, yang dikonsumsi berlebihan.

Bahkan, nasi lebih berpotensi menyebabkan diabetes daripada minuman bersoda yang manis, demikian diungkapkan oleh Health Promotion Board Singapura.

Direktur pelaksana HPB, Zee Yoong Kang, mengatakan bahwa obesitas dan minuman manis adalah penyebab utama diabetes di negara-negara Barat.

Tetapi orang Asia lebih mudah terkena diabetes daripada orang Kaukasia karena lebih banyak mengonsumsi nasi putih.

Nasi putih yang mengandung zat pati bisa membebani tubuh dengan gula darah, dan meningkatkan risiko diabetes.

Kebanyakan karbohidrat yang dikonsumsi orang Asia adalah karbohidrat buatan (refined carbohydrates), seperti nasi, mie, atau pasta, yang kadar gulanya lebih tinggi.

Berita Rekomendasi

Kandungan karbohidrat pada nasi akan berubah menjadi gula di dalam tubuh. Lalu, bagaimana hal ini memicu diabetes?

Pankreas memproduksi insulin sehingga gula bisa diserap oleh otot dan lemak.

Tetapi pada makanan seperti nasi putih, gula sangat cepat diserap ke dalam darah. Lonjakan gula dalam darah ini membuat pankreas bekerja lebih keras.

Kalau hal ini terjadi terlalu sering, pankreas menjadi  kurang efisien dalam memproduksi insulin, sehingga gula akhirnya diserap oleh tubuh.

Gula yang tersisa di dalam darah bisa merusak ginjal, dan saat itulah terjadi diabetes. Dalam kondisi parah, diabetes bisa merembet ke mana-mana. Di antaranya menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, hingga amputasi.

Pernyataan Zee Yoong Kang ini didukung dengan data dari Harvard School of Public Health, yang melakukan meta-analisis dari empat studi utama.

Studi ini mengobservasi lebih dari 350.000 orang selama 4 hingga 20 tahun, sehingga berhasil menyimpulkan setidaknya dua fakta penting.

Halaman
12
Sumber: Nakita
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas