Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Promosi GERMAS Melalui Deteksi Dini Kanker Payudara

Deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan mamografi merupakan salah satu upaya promotif dan preventif yang tengah digalakkan Kementerian Kesehat

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Promosi GERMAS Melalui Deteksi Dini Kanker Payudara
Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia mengalami peningkatan kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular. Pada periode 1990-2015, persentase penyakit tidak menular sebagai penyebab kematian meningkat dari 37 persen menjadi 57 persen.

Untuk menurunkan beban penyakit tidak menular, Pemerintah meluncurkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan tiga kegiatan fokus, yakni meningkatkan aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta deteksi dini penyakit tidak menular.

Untuk mempromosikan GERMAS,khususnya pada fokus kegiatan deteksi dini kanker payudara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), dengan dukungan PT Roche Indonesia dan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), menyediakan mammografi gratis.

Penyediaan mobil mamografi dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan deteksi dini kanker, khususnya kanker payudara.

Apalagi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) tahun 2012, diperkirakan terdapat 14 juta kasus kanker baru yang muncul dan 8,2 juta kematian karena kanker di seluruh dunia.

dr Lily S Sulistyowati MM, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan mengatakan, kegiatan deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan mamografi merupakan salah satu upaya promotif dan preventif yang tengah digalakkan Kementerian Kesehatan sebagai upaya menurunkan insiden kanker payudara.

"Program promotif dilakukan dengan terus melanjutkan sosialisasi Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) dan mengajak perempuan pergi ke Puskesmas untuk Pemeriksaan Payudara Klinis (Sadanis) yakni pemeriksaan payudara oleh petugas kesehatan yang diintegrasikan dengan pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks," katanya.

BERITA TERKAIT

“Kementerian Kesehatan sudah melakukan pelatihan Sadanis pada sekitar 7.000 bidan dan dokter di 3.000 Puskesmas yang tersebar di 300 Kabupaten/kota di Indonesia,” jelas Lily.

Program deteksi dini ini sudah dilakukan sejak tahun 2007 dan hingga pertengahan tahun 2016 sudah telah 1,5 juta perempuan usia 30-50 tahun yang diperiksa.

"Dari jumlah itu, ditemukan kelainan benjolan payudara sebesar 0,2% atau 3.541 kasus dan angka 1,5 juta masih sangat jauh dari target yaitu seluruh perempuan usia 30-50 tahun di Indonesia yang jumlahnya diperkirakan mencapai 37,5 juta," katanya.

Pengurus YKPI, Titin Pamuji, menjelaskan, mamografi gratis yang difasilitasi YKPI dan didukung PT Roche Indonesia dilakukan selama dua hari, pada tanggal 18-19 November 2016 di JI Expo, Kemayoran bertepatan dengan acara Pameran Pembangunan Kesehatan dan Produk Alat Kesehatan Dalam Negeri 2016. Dalam satu hari, pemeriksaan dibatasi 50 orang.

YKPI biasanya bekerjasama dengan Puskesmas-puskesmas di Jakarta untuk menjaring perserta pemeriksaan mamografi gratis.

Mobil mamografi YKPI sangat nyaman, terdiri dari dua ruangan yaitu ruangan untuk konsultasi dan pemeriksaan payudara oleh dokter atau Clinical Breast Examination (CBE) dan ruangan mamografi yang dipertahankan suhunya tetap dingin agar alat mamografi tidak cepat rusak.

Lucia Erniawati, Head of Corporate Affairs and Access PT Roche Indonesia menjelaskan komitmen Roche dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kanker melalui peringatan Hari Kesehatan Nasional 2016.

“Kami mendukung penguatan upaya promotif dan preventif di bidang kesehatan melalui payung besar kampanye Kalahkan Kanker," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas