Hasil Penelitian Kesehatan Aneh 2016 Ini Dijamin Bikin Anda Ternganga
Sains bisa sangat aneh, dan beberapa penelitian di tahun 2016 membuktikannya.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Sains bisa sangat aneh, dan beberapa penelitian di tahun 2016 membuktikannya.
Mulai dari manfaat super dari alkohol, sampai risiko kesehatan yang bisa didapat jika kita memiliki kaki yang panjang.
Berikut adalah hasil riset kesehatan aneh yang dipublikasikan di tahun 2016:
- Obat artritis untuk atasi kebotakan
Di bulan November, tim peneliti melaporkan dua pasiennya, satu pria dan wanita, berhasil menumbuhkan rambutnya yang sudah rontok setelah mengonsumsi obat artritis.
Kedua pasien itu menderita alopecia universalis, yaitu sistem imunnya menyerang folikel rambut sehingga rambut tidak bisa tumbuh di seluruh tubuh.
Setelah minum obat artritis tofacitinib, rambut di kepala, alis, dan ketiak, mulai tumbuh.
Sayangnya, obat tofacitinib itu punya efek samping serius.
Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, bisa meningkatkan risiko infeksi.
- Kaki panjang dan risiko kanker usus besar
Jika dibandingkan antara mereka yang berkaki panjang dan pendek, maka pria dengan kaki yang lebih panjang beresiko sampai 42 persen menderita kanker usus besar atau kolon.
Menurut peneliti, salah satu hipotesa dari hasil penelitian itu adalah, faktor yang menyebabkan pertumbuhan tulang di kaki kemungkinan juga merupakan faktor risiko kanker kolon.
- Minum bir bikin kita mampu membaca emosi
Selalu ada penelitian tentang manfaat bir.
Yang terbaru menyebutkan, orang yang mengonsumsi bir lebih baik dalam hal mengenali wajah yang mengekspresikan kebahagiaan.
Salah satu efek alkohol memang meningkatkan kemampuan bersosialisasi.
- Makin berpendidikan, makin besar risiko tumor otak
Penelitian yang dilakukan tim dari Swedia menyebutkan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan seseorang, makin besar pula risikonya terkena tumor otak.
Namun, sebelum Anda memutuskan untuk berhenti sekolah, tim peneliti mengatakan bahwa risiko tumor otak itu kemungkinan timbul karena orang yang berpendidikan tinggi lebih peduli dengan kesehatannya.
Dengan demikian, mereka juga segera memeriksakan diri jika ada gangguan kesehatan serta melakukan check up secara rutin. (Livescience)