Perlu Upaya Promotif dan Preventif Cegah Ledakan Penyakit Kanker di Tahun 2020
Akibat informasi sesat tentang pengobatan yang tidak benar sehingga datang ke rumah sakit dalam kondisi sudah terlambat
Editor: Eko Sutriyanto
70% penderita kanker payudara memiliki status hormonal positif, artinya memiliki reseptor hormonal di permukaan sel kankernya. Terapi hormonal diberikan untuk menghambat hormon progesteron dan estrogen.
Pasien dengan status hormonal positif, terutama dengan reseptor Human Epidermal Reseptor (HER) 2positif, dapat diberikan terapi anti-HER2 yaitu trastuzumab.
Dan kini ada terapi terbaru dengan pertuzumab untuk pasien kanker payudara stadium lanjut dengan HER2 positif yang terbukti meningkatkan harapan hidup 6 bulan lebih lama, jika dikombinasikan dengan kemoterapi dan trastuzumab.
Prof. DR. dr Arry Haryanto SpPD-KHOM dari Perhompedin menambahkan, saat ini kemajuan pengobatan kanker payudara menyebabkan frekuensi kematian menurun.
Pengobatan kanker payudara ditentukan berdasarkan sifat dan tipe sel kankernya.
Secara umum kanper payudara dibagi menjadi sel kanker tipe luminal A (estrogen positif), luminal B (estrogen positif namun dengan ekspresi HER2 hanya sedikit) dan yang ketiga HER2 positif, dan ada pula tipe yang triple negatif. Luminal A paling bagus prognosisnya.
Kanker payudara banyak jenis sehingga respon pengobatannya pun berbeda-beda.
Pasien dengan status HER2 positif memiliki prognosis (perjalanan penyakit) yang buruk. Kankernya cepat tumbuh dan pembuluh darahnya juga bertambah dengan cepat sehingga kanker mudah menyebar.
Obat-obatan yang menghambat HER2 (trastuzumab) pada penderita kanker payudara dengan status HER2 positif terbukti memberikan hasil positif dalam pengobatan.
Sayangnya HER2 cepat resisten, 50% pasien hanya dalam 1 tahun kanker akan kambuh lagi.
Maka dikembangkan pertuzumab yakni obat ini jika dikombinasikan dengan trastuzumab dan kemoterapi docetaxel akan meningkatkan rata-rata angka harapan hidup hingga 56,5 bulan (nyaris 3 kali lipat dibandingkan pasien yang diberikan dengan kemoterapi saja).
Pertuzumab mampu mengikat HER2 dan ketika ia berikatan dengan sel-sel kanker yang memiliki HER2 maka pertuzumab akan menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker tersebut.
Lusia Erniawati dari Roche menambahkan, obat-obatan kanker harus dapat diakses seluruh pasien agar bermanfaat. Untuk itu Roche terus meningkatkan bekerjasama dengan berbagai pemangku kebijakan.