Mendengkur Jadi Sinyal Rendahnya Kualitas Tidur di Malam Hari
Terlelap di malam hari bagi sebagian orang ternyata hal yang mewah. Tak semua bisa menikmati tidur yang berkualitas.
Penulis: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terlelap di malam hari bagi sebagian orang ternyata hal yang mewah. Tak semua bisa menikmati tidur yang berkualitas.
Perhatian dalam kualitas tidur ini pun sampai-sampai diperingati dalam Hari Tidur Sedunia atau World Sleep Day.
Peringatan itu sengaja untuk membangunkan kesadaran pentingnya kualitas tidur di malam hari sekaligus mengingatkan bahaya sleep anea.
Mereka yang mengalami sleep anea akan menderita keletihan di keesokan hari.
Hal ini dikarenakan napas mereka menjadi pendek atau bahkan sempat berhenti sejenak saat tidur di malam hari. Kondisi ini mengkhawatirkan.
”Saat ini belum ada penelitian nasional mengenai prevalensi sleep apnea, sebuah studi yang dilakukan hanya di wilayah Jakarta menunjukkan bahwa prevalensi di ibukota negara mencapai 16 - 17 persen,” kata Dr. Rimawati Tedjasukmana, Sps, RPSGT dari Rumah Sakit Medistra.
Dia menambahkan sleep anea bisa menjadi silent killer dengan gejala seperti seperti mendengkur, berhenti bernapas sesaat, sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.
Lalu tersedak, tercekik waktu tidur, bangun tidak segar, mengantuk berlebihan, sakit kepala di pagi hari, merasa lelah sepanjang hari.
”Gelaja itu seringkali diabaikan atau ada juga penderita berusaha mencoba mengatasi kondisi ini dengan berbagai cara. Individu didorong untuk memeriksakan diri apakah ia menderita sleep apnea, karena ini berpotensi untuk memburuk jika tidak ditangani,” kata Dr. Rimawati.
Dengan diagnosa yang tepat, sambung dia, dapat membantu penderita dalam memilih perangkat yang tepat.
”Perangkat CPAP adalah penanganan sleep apnea non-bedah pertama dan paling efektif untuk orang dewasa yang tersedia saat ini,” terang Dr. Rimawati.
CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) yang dimaksud adalah perangkat dari Philips yang mampu menghasilan aliran udara yang stabil dan lembut.
Tujuannya untuk mencegah tenggorokan sakit dan melegakan apnea, serta memastikan tidur nyaman sepanjang malam.
”Ini adalah salah satu alasan mengapa kami fokus pada upaya inovasi kami untuk menangani sleep apnea,” kata Suryo Suwignjo, Presiden Direktur Philips Indonesia dalam keterangan tertulis.