Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Tanda-tanda Serangan Jantung Kerap Diabaikan karena Mirip dengan Masuk Angin

Sepintas gejala “masuk angin” memang mirip dengan gejala serangan jantung karena diantarkan oleh saraf yang sama. Yakni, sarafnevus vagus.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Tanda-tanda Serangan Jantung Kerap Diabaikan karena Mirip dengan Masuk Angin
Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM - Sering kali tanda awal serangan jantung diabaikan karena mirip dengan masuk angin.

Padahal, dalam dunia medis tidak dikenal istilah masuk angin. Adanya keluhan asam lambung yang tinggi sehingga menimbulkan perut kembung, mual, pusing, sendawa, dan buang angin.

Sepintas gejala “masuk angin” memang mirip dengan gejala serangan jantung karena diantarkan oleh saraf yang sama. Yakni, sarafnevus vagus.

Nah, rangsangan itu diterima otak sehingga menimbulkan rasa nyeri. Tapi, bedanya serangan jantung lebih spesifik. Kita akan merasakan rasa nyeri yang teramat di bagian dada. Seperti ada beban berat diletakkan pada bagian dada.

Selain itu, gejala serangan jantung juga sering disertai rasa mual, kembung, nyeri di ulu hati, keringat dingin, sendawa, pusing, bahkan pingsan. Nah, itu dia. Banyak orang beranggapan kalau itu adalah gejala masuk angin.

Sebelumnya, memang tak mudah untuk membedakan serangan jantung dengan gejala masuk angin tanpa pemeriksaan medis. Namun, segeralah ke dokter kalau kita sering mengalami gejala masuk angin.

Biasanya, serangan jantung ditangani dengan pemberian obat. Bila tidak, segeralah bawa si penderita ke rumah sakit.

Berita Rekomendasi

Jangan sampai lebih dari 12 jam setelah terjadi. Inilah yang disebut dengan golden periode. Jadi, semakin cepat ditangai, semakin besar kemungkinan untuk pulih.

Bila waktunya lebih dari itu, akan berakibat rusaknya otot-otot jantung dan tidak bisa diperbaiki kembali.

Kita juga perlu tahu kalau terdapat lima penyebab penyakit jantung. Yaitu, hipertensi, diabetes melitus, ketidakseimbangan kolestrol merokok, dan obesitas.

Nah, alangkah lebih baik bila kita secara teratur melakukaan cek kesehatan. Minimal setahun sekali. Baik itu pengecekan hipertensi, kolestrol, atau gula darah.

Dan yang terpenting, jalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang sehat. Seperti kaya akan serat. Setelah itu, berolahragalah secara teratur.

Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas