Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Echa, Gadis yang Dijuluki Putri Tidur Dari Banjarmasin! 13 Hari Matanya Terpejam, Idap Penyakit Ini?

Sudah 13 hari Siti Raisa Miranda atau kerab disapa Echa tidur, baru pada Sabtu (21/10/2017) sekitar pukul 09.00 Wita dia terbangun.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Echa, Gadis yang Dijuluki Putri Tidur Dari Banjarmasin! 13 Hari Matanya Terpejam, Idap Penyakit Ini?
(facebook/moel ya lo ve)
Seorang bocah perempuan di Banjarmasin lebih dari 10 hari tidur tanpa bangun 

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Sudah 13 hari Siti Raisa Miranda atau kerab disapa Echa tidur, baru pada Sabtu (21/10/2017) sekitar pukul 09.00 Wita dia terbangun.

Namun, setelah bangun beberapa saat, anak usia 13 tahun ini kembali melanjutkan tidurnya.

Echa mendadak populer di medsos karena sang ayah, Mulyadi pemilik akun Facebook Ya Lo Ve mengunggah foto anaknya yang sudah tertidur lebih 10 hari namun tak bangun-bangun.

"Penyakit tidur Echa kambuh, hingga malam ini Echa sudah tidur selana 10 hari 10 malam.. menurut dokter umum fisiknya ok aja, dokter specialis jiwa belum bisa menggali lebih dalam," tulisnya.

Postingan atas kondisi bocah perempuan usai 13 tahun ini menimbulkan simpatik dari banyak netizen.

Setelah 13 hari, Echa, warga Jalan Pangeran RT 4, Banjarmasin ini terbangun, namun malamnya melanjutkan tidur.

Untunglah, sang ayah siap siaga menjaga buah hatinya.

Berita Rekomendasi

Ditemui reporter banjarmasinpost.co.id (Tribunnews.com Network), ayah Echa, Mulyadi mengutarakan jika melihat cirinya, sang anak memang mirip dengan pengidap sindrom Putri Tidur (Sindrome Kleine-Levin).

Kali ini, menurut Mulyadi tidur Echa terlalu lama, lebih lama dari sebelumnya.

Saat didatangi di kediamannya, Echa dalam posisi tengkurap di atas kasur sambil dipijat oleh pamannya.

Tak ada gerakan bahkan suara yang dikeluarkan oleh Echa, ia hanya diam dalam posisi yang sama bahkan puluhan menit.

Ibunda Echa, Lili sampai menjuluki ananya Putri Tidur.

Saat terbangun Sabtu pagi, menurut Mulyadi Echa seperti kebingungan.

Tak ada respon apapun yang dilakukan oleh Echa terhadap dunia nyata.

Ia mengatakan ini tidur terlama Echa setelah sebelumnya Echa juga sempat tidur selama delapan tujuh hari. Bahkan pernah pula hingga hampir dua minggu sebagaimana saat ini

"Kalau kambuhnya sudah ke delapan, kalau tidurnya yang ketiga," ucap Mulyadi.

Mulyadi dengan setia menunggui Echa yang sedang tidur, Sabtu (21/10) malam.
Mulyadi dengan setia menunggui Echa yang sedang tidur, Sabtu (21/10) malam. (BANJARMASIN POST)

Mungkinkan Idap Sindrome Kleine-Levin?
Echa, meskipun tidur, dia masih dapat makan minum, walaupun terus di pembaringan.

Nama panggilan bocah itu Echa, dan kondisinya itu dibagikan akun Facebook Moel Ya Lo Ve yang diduga adalah ayahnya.

Kondisi yang dialami Echa ini memang unik, belum ada diagnosa khusus dari dokter tentang fenomena yang dialaminya.

Penelusuran banjarmasinpost.co.id, apa yang dialami Echa agak mirip dengan yang namnya Sindrome Kleine-Levin (disingkat KLS).

Dikutip dari wikipedia, Sindrome Kleine-Levin adalah penyakit syaraf langka yang membuat penderita tidak bisa mengontrol rasa kantuknya.

Penderita bisa tertidur selama berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bisa berbulan-bulan, tergantung pada berapa lama penyakit itu muncul/kambuh.

Penderita bisa bangun hanya untuk makan atau pergi ke kamar mandi.

Penderita bisa dibangunkan oleh orang lain, tetapi penderita selalu mengeluh merasa capek dan letih.

Ketika penderita bangun penderita bertingkah seperti anak kecil karena sebagian memorinya ingatannya terhapus pada saat penderita tertidur, banyaknya ingatan yang terhapus tergantung dari seberapa lama penderita tidur.

Penderita sensitif terhadap suara dan cahaya ketika bangun.

Seorang bocah perempuan di Banjarmasin lebih dari 10 hari tidur tanpa bangun
Seorang bocah perempuan di Banjarmasin lebih dari 10 hari tidur tanpa bangun ((facebook/moel ya lo ve))

Penyakit ini kambuh tanpa peringatan.

Sebagian penelitian di Amerika Serikat mempercayai penyebab penyakit KLS adalah mutasi gen atau DNA yang dibawa oleh orang tua penderita. Tetapi penyebab pasti KLS masih belum diketahui.

Diutip dari tulisan seorang dokter Widodo Judarwanto di kompasiana, edisi 17 Agustus 2011, Penderita KLS sering keliru didiagnosis dengan gangguan kejiwaan.

Periode mengantuk , hyperphagia , dan penarikan diri dari lingkungan mirip gangguan depresi berat.

Penyakit itu tak bisa disembuhkan, namun ada sejumlah terapi yang bisa meningkatkan kualitas hidupnya.

Namun, untuk kasus Echa perlu diagnosa lebih mendalam untuk mengetahui apa yang dideritanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas