TRIBUNNEWS.COM - Sejak Taylor Muhl masih kecil, ia sangat ingin sekali memiliki saudara kembar.

Penyanyi dan model itu sering kali bertanya pada ibunya apakah ia memiliki kembaran dan terobsesi berpakaian seperti teman-temannya.

Bertahun-tahun kemudian, Muhl mengetahui bahwa keinginannya itu telah menjadi kenyataan.

Wanita asal Los Angeles ini percaya bahwa perubahan warna pada perutnya hanyalah tanda lahir saja.

Dan setelah bertahun-tahun berjuang mengatasi masalah autoimun, Muhl pergi ke dokter yang mendiagnosisnya dengan chimerism.

Chimerism adalah kelainan langka di mana seseorang memiliki dua set DNA.

Dalam kasus Muhl, ia memiliki DNA saudara kembarnya yang diserapnya saat di dalam rahim ibunya.

“Reaksi pertama saya terkejut,” kata Muhl kepada People saat ia mengetahui kondisinya delapan tahun yang lalu.

Lalu rekasi kedua saya adalah sedih. “Ya, Tuhan, saya telah menjalani hidup bersama kembaran saya.”

Muhl menyatu dengan saudara kandungnya di rahim, tanpa sepengetahuan ibunya yang memilih kehamilan “alami” dan tidak pernah melakukan USG.

Ternyata, ia membawa DNA kembarannya ke tubuhnya sendiri, dengan dua aliran darah dan sistem kekebalan yang berbeda.

Oleh karena itu, tubuh Muhl terus bekerja melawan sel kembarannya, karena mengenali mereka sebagai benda asing.

“Saya benar-benar merasa lega. Saya merasakan kebebasan karena untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya tahu mengapa perut saya terlihat seperti itu. Rupanya ini yang membuat saya harus menghadapi begitu banyak masalah kesehatan,” kata model tersebut.

“Saya merasa seperti untuk pertama kalinya benar-benar bisa bernafas Sebelum itu, setiap dokter selalu mengatakan bahwa pada perut saya hanya sebagai tanda lahir. Dan rasanya, sekarang masuk akal.”