Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Sudah Dilakukan Turun Temurun, Praktek Sunat Perempuan Masih Menjadi Kontroversi

Praktek sunat perempuan telah banyak dilakukan di beberapa negara Afrika, seperti Cameroon, Congo, Ethiopia, Gambia, Ghana, Kenya dan sebagainya

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Sudah Dilakukan Turun Temurun, Praktek Sunat Perempuan Masih Menjadi Kontroversi
Ist
Ilustrasi Sunat perempuan 

Perlakuan tudung (hoods) klitoris, mirip dengan tindakan hoodectomy yang jamak dilakukan dokter spesialis bedah di Dunia, namun dengan indikasi medis.

Secara teknis, penorehan tudung klitoris dilakukan menggunakan needle khusus karena umumnya dilakukan pada usia kurang dari 5 tahun, dengan anatomi tudung klitoris yang masih sangat tipis dan belum banyak dilalui pembuluh darah serta saraf.

Tindakan ini sangat minim pendarahan dan rasa sakit dan penorehan tudung klitoris selanjutnya membuat klitoris “lebih terbuka” pada usia dewasa terkait perkembangan organ termasuk didalamnya vagina.

"Disisi lain kebersihan vagina terutama sekitar klitoris menjadi lebih terjaga dan terhindar dari bau yang tidak sedap," katanya.

Clitoral hoods (tudung klitoris) terbentuk secara genetik, tiap-tiap perempuan memiliki lebar dan tebal yang berbeda.

Seiring bertambahnya usia, kelemahan atau elastisitas tudung kritoris menurun sehingga tidak sedap dipandang pasangan.

Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan membuat respon atau sensasi seksual menjadi terganggu.

Berita Rekomendasi

Dilain pihak seorang dokter asal London – Inggris, dr. Jacobson, mengatakan pada wanita yang memiliki masalah untuk mendapatkan kepuasan seksual/ orgasme saat berhubungan intim dengan pasangannya.

Bisa jadi disebabkan tudung klitoris  yang terlalu tebal, besar sehingga menutupi klitoris. Hal ini selanjutnya mengurangi rangsangan yang diterima klitoris selama melakukan aktivitas seksual.

Dengan dilakuannya hoodectomy, klitoris menjadi terbuka yang selanjutnya meningkatkan rangsangan seksual yang didapatkan seorang wanita untuk mencapai orgasme secara lebih mudah.

Di Afrika, sunat perempuan yang dilakukan merupakan tipe 1 dan 2 kriteria Badan Kesehatan Dunia (WHO) sehingga menyebabkan sunat perempuan identik dengan pemotongan klitoris pada wanita.

Baca: Rumahnya Tertimpa Longsor, Warga Purbalingga Ini Batalkan Pesta Pernikahan dan Sunatan

Secara anatomi pemotongan klitoris ini selanjutnya menyebabkan respon seksual wanita menjadi turun, dan memang tidak seharusnya dilakukan.

Sunat wanita yang ada di masyarakat Indonesia dan Asia umumnya dilakukan dengan cara menoreh clitroral hood (tudung klitoris) atau ada juga yang memotongnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas