Adara Taista Meninggal di RS Tokyo, Apa Alasan Orang Tajir Indonesia Suka Berobat ke Luar Negeri
Menantu politisi Indonesia Hatta Rajasa, Adara Taista, diberitakan meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Moriyama Memorial
Editor: Fajar Anjungroso
Keprihatinan juga disampaikan oleh dr. Dasaad Mulijono, kardiolog dari Bethsaida Hospital, Tangerang.
Menurutnya, pasien-pasien di Malaysia maupun di Singapura jarang ada yang berobat di luar dari negaranya. Kecuali kasus berat, baru merujuk pasien ke Amerika, Inggris, atau Jerman.
Larinya pasien-pasien Indonesia ke luar negeri tentu menunjukkan ada sebuah krisis dalam layanan kesehatan di Indonesia. Karena itu rumah sakit di Tanah Air perlu berbenah diri.
Sebab sebetulnya, kata Dasaad, rumah sakit dan dokter di Indonesia sanggup memberikan pengobatan dan pelayanan sebaik rumah sakit luar negeri.
“Saya sendiri memiliki banyak pasien di kalangan ekspatriat, umumnya mereka cukup puas dengan pelayanan kesehatan di sini,” kata Dasaad.
Berarti sebenarnya sudah ada kemajuan dan perubahan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Hanya saja, masih lebih banyak orang meragukan kualitas itu.
Menurut Dasaad, pasien kini banyak melakukan perbandingan kualitas rumah sakit di Indonesia dan luar negeri.
Contohnya, soal kualitas mutu pelayanan, keamanan, dan pengawasan, rumah sakit luar negeri dianggap lebih baik.
Misal, di negeri kita untuk mendapat pelayanan kesehatan harus antre panjang dalam waktu yang lama, bisa sampai 4-6 jam.
Sedangkan di luar negeri menurut pengakuan pasien Dasaad, mereka hanya perlu antre selama 15 menit hingga satu jam saja.
Cerita keamanan juga, di Indonesia masih ditemukan kasus kehilangan barang di rumah sakit.
Sedangkan di luar negeri, kasus-kasus seperti ini sangat minim. Bahkan hal-hal sederhana soal kebersihan, rumah sakit Indonesia masih tertinggal.