Masalah Kolesterol Mengintai Anak yang Terbiasa Santap Junk Food
Kolesterol tinggi jadi momok menakutkan bagi orang dewasa. Sebab, dapat memicu masalah kesehatan serius yang mengakibatkan kematian.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Kolesterol tinggi jadi momok menakutkan bagi orang dewasa. Sebab, dapat memicu masalah kesehatan serius yang mengakibatkan kematian. Jantung dan stroke misalnya.
Umumnya kolesterol tinggi dialami oleh orang dewasa. Tapi anak-anak juga tak luput darinya selama menjalani gaya hidup tidak sehat. Misal jarang mengonsumsi makanan cepat saji atau junk food yang rendah serat.
Untuk orang dewasa, normalnya kadar kolesterol adalah 220 mg/dL, jika sudah melalui angka itu maka dapat dikatakan sebagai kolesterol tinggi.
"Sesungguhnya kolesterol adalah lemak yang disirkulasikan di dalam darah," ujar dr. Najib Advani SpA (K) seperti dikutip dari Tabloid Nakita.
Ada dua jenis kolesterol, yaitu HDL (High-Density Lipoproteini) disebut juga kolesterol baik dan LDL (Low Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat.
Kedua jenis kolesterol ini sangat dibutuhkan karena manfaatnya, yaitu untuk metabolisme tubuh, melindungi saraf, membangun jaringan sel, serta memproduksi beberapa jenis hormon tertentu.
"Namun, jika kadar LDL terlalu tinggi, kehadirannya dapat menyumbat pembuluh darah. Penyumbatan ini dapat berlangsung sejak anak masih kecil hingga dewasa," jelas Najib dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Kadar LDL yang terlalu tinggi disebut dengan istilah hiperkolesterolemia, yang mana dapat memicu penyakit seperti gangguan pembuluh darah, jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
Sebaliknya, jika kadar kolesterol HDL tinggi, ini yang diharapkan karena salah satu fungsinya adalah melarutkan kolesterol jahat (LDL).
Jika kadar normal kolesterol orang dewasa adalah 220 mg/dL. Untuk anak, kadar kolesterol total dalam darah yang diperbolehkan adalah sekitar 170 mg/dL dengan kadar LDL kurang dari 110 mg/dL.
Kadar kolesterol total pada anak memiliki batas tinggi yaitu 170 hingga 199 mg/dL. Dan untuk LDL anak, batas tingginya adalah 110 hingga 129 mg/dL.
"Jadi seorang anak akan didiagnosis mengalami hiperkolesterolemia jika total kolesterol dalam darahnya mencapai 200 mg/dL atau kadar LDL mencapai 130 mg/dL," kata Najib.
American Academy of Pediatrics dan National Cholesterol Education Program di Amerika menganjurkan agar Anda dapat mengurangi konsumsi lemak yang sarat kolesterol pada anak Anda sejak usianya dua tahun.
Sebab, jika usia anak masih di bawah dua tahun, tidak boleh melakukan diet rendah lemak meski berat badannya sudah berlebih.
Para ahli gizi sepakat agar anak harus memenuhi 50 persen kalori hariannya dari lemak dan 50 persen sisanya dari karbohidrat, protein, serta zat gizi lain.
Tujuannya agar anak mengalami tumbuh kembang fisik dan otak yang sehat serta optimal.
Maka dari itu, paling baik hingga usia 2 tahun, Si Kecil mendapat asupan lemak dari ASI, MPASI, dan makanan keluarga.
Setelah usia 2 tahun, anak hanya membutuhkan lemak sebanyak 30 persen dari total kalori harian. Lemak baik terdapat pada kacang-kacangan, ikan, dan ayam tanpa kulit.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.