Indonesia Memiliki Masalah yang sama dengan AS dalam Pengendalian Konsumsi Rokok
Banyak perokok yang merasa kesulitan untuk berhenti karena alasan psikologi yakni kehilangan sensasi dari kebiasaan hand to mouth
Editor: Eko Sutriyanto
Ia menegaskan bahwa konsep pengurangan risiko pada produk tembakau alternatif adalah mengurangi kadar risiko yang ditimbulkan, bukan menghilangkannya sama sekali.
“Berhenti merokok jelas cara yang terbaik, tetapi dengan jumlah sekitar 75 juta perokok di Indonesia, sangat sulit untuk dapat menurunkannya secara langsung,” katanya.
Selain YPKP Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga kini tengah melakukan penelitian mengenai produk tembakau alternatif dengan menggunakan pendekatan model ekonomi untuk mengkaji secara menyeluruh bagaimana potensi dan dampak yang ditimbulkan oleh produk tembakau alternatif bagi masyarakat.
Peneliti LIPI, Prof. Erman Aminullah M.Sc mengatakan bahwa penting untuk melihat produk ini secara holistik atau menyeluruh, sehingga didapatkan pemahaman yang utuh.
“Penelitian yang sedang berjalan dilihat dari berbagai bidang. Kami melihat dari bidang kesehatan, regulasi, teknologi, dan masyarakat. Ke semua bidang ini penting dan saling berinteraksi dan terkait satu dengan yang lainnya. Pada akhirnya, kami ingin agar jumlah perokok menurun dan upaya berhenti merokok meningkat di Indonesia,” jelas Prof Erman.
Produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, rokok elektrik, nikotin tempel, dan snuss merupakan salah satu bentuk pengembangan dari inovasi teknologi.
Produk tembakau alternatif tidak menggunakan proses pembakaran dan menggantinya dengan proses pemanasan.
Dengan pemanasan, kandungan senyawa TAR yang terbentuk dari hasil pembakaran dan merupakan senyawa paling berbahaya pada rokok dapat dieliminasi.
Adapun selain penelitian yang saat ini tengah dilakukan oleh LIPI, Dr. drg. Amaliya juga berharap akan semakin banyak penelitian lebih lanjut mengenai produk tembakau alternatif di Indonesia, yang pada akhirnya diharapkan menjadi landasan pemerintah dalam merumuskan regulasi produk tembakau alternatif yang sesuai dengan tingkat risiko dan profilnya.
“Dengan hasil-hasil penelitian yang ada dan sekarang sedang berjalan, kami harap Indonesia dapat menjadi negara yang juga memimpin kemajuan penelitian terkait produk tembakau alternatif, khususnya di lingkup ASEAN,” kata Amaliya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.