Tampak Baik-Baik Saja, Ternyata Tangan Menyimpan Segudang Kuman Tak Terlihat
Padahal jika dilihat melalui mikroskop ternyata tangan memiliki segudang bakteri jahat dan berbahaya.
TRIBUNNEWS.COM – Jika dilihat secara sekilas telapak tangan kita memang tampak baik-baik saja. Bahkan sebelum dan setelah mencuci tangan pun, keadaan telapak tangan kita jika dilihat dengan mata telanjang tak menunjukan perubahan yang berarti.
Hal inilah yang terkadang membuat banyak orang merasa malas dan menganggap sepele aktivitas cuci tangan dengan sabun sebelum makan.
Padahal jika dilihat melalui mikroskop ternyata tangan memiliki segudang bakteri jahat seperti E. coli, Salmonella, Clostridium difficile, Campylobacter, dan MRSA.
Hal ini tentu saja berbahaya, apalagi jika kita memasukan makanan dengan tangan yang penuh bakteri ini tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Oleh sebab itulah untuk mencegah bakteri jahat itu masuk ke dalam tubuh kita, aktivitas sederhana seperti cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan hal yang penting untuk dilakukan.
Anak-anak sangatlah rentan terpapar penyakit, apalagi jika mereka lupa cuci tangan pakai sabun sebelum makan atau sehabis beraktivitas, memegang benda yang disentuh banyak orang, hingga sehabis dari kamar kecil.
Beragam penyakit pun menghantui mereka, mulai dari flu, batuk, sesak nafas, hingga paling parah mengalami diare yang jika tidak ditangani secara baik bisa mendatangkan kematian.
Hal ini juga semakin diperparah akan kurangnya kesadaran keluarga Indonesia, bahkan keluarga di seluruh dunia untuk membiasakan cuci tangan pakai sabun (CTPS) kepada anak-anak mereka.
Gerakan Global Handwashing Day
Melihat kenyataan tersebutlah, akhirnya setiap tanggal 15 Oktober, WHO, Badan Kesehatan Dunia menetapkan Global Handwashing Day yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat dunia akan pentingnya cuci tangan pakai sabun (CPTS) sebagai langkah sederhana mencegah penyakit yang tersebar melalui tangan kita.
Lifebuoy Dukung Global Handwashing Day 2018? Bagaimana Caranya?
Wujud nyatanya terlihat pada gerakan “Gabung Aksi Indonesia Merdeka dari Kuman” yang diadakan di SDN Rawa Barat 05 Jakarta Selatan.
Acara yang diprakasi PT Unilever Indonesia Tbk. melalui brand Lifebouy ini ingin mengajak sebanyak mungkin masyarakat Indonesia untuk menyadari pentingnya kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebagai tindakan nyata membebasakan diri kita dari kuman penyebab infeksi.
Selain itu, menurut pihak Lifebouy hal ini dilakukan sebagai komitmen mereka dalam menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).
SDGs sendiri merupakan gerakan global yang dicanangkan United Nations Development Programme demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat dunia melalui 17 pilar utamanya.
Sekaligus menjadi acuan bagi seluruh anggota PBB dan Indonesia agar pembangunan nasional dapat berjalan selaras dengan peningkatan kualitas hidup manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Diantara semua pilar yang ada, pilar ketiga SDGs yakni ‘Kesehatan dan Kesejahteraan’ dianggap sangat penting sebab berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan.
“Demi membangun Indonesia yang lebih baik melalui pencapaian SDGs, Lifebuoy menjadi mitra pemerintah dalam upaya menjadikan kehidupan masyarakat Indonesia lebih sehat dan sejahtera. Oleh karena itu, kami secara konsisten mendukung Kementerian Kesehatan RI dalam mensosialisasikan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, terutama melalui edukasi kebiasaan CTPS secara lebih luas,” ungkap Head of Marketing Skin Cleansing & Baby Care PT Unilever Indonesia Tbk. Arya Bahupringga.
Ia juga mengungkapkan CTPS adalah kebiasaan yang secara efektif mampu memutuskan mata rantai penyebaran infeksi yang disebabkan kuman, bahkan secara terbukti CPTS mampu menekan angka kematian oleh bakteri secara signifikan.
“Hingga saat ini kami telah menjangkau lebih dari 23,8 juta anak Sekolah Dasar, 71,7 juta ibu beserta anggota keluarganya, dan 1.000 Rumah Sakit di seluruh Indonesia. Di tahun 2020 nanti, kami memiliki target mencapai 100 juta tangan sehat Indonesia, sebagai bagian dari program Unilever Sustainable Living Plan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan 1 milyar orang pada 2020 secara global,” lanjut Arya.
Selain lewat kegiatan “Gabung Aksi Indonesia Merdeka dari Kuman”, Lifebouy bersama Sekolah, para Ibu, dan Rumah Sakit menggalakan kebiasaan CTPS seperti melakukan edukasi ke lingkungan mereka masing-masing, memberikan edukasi dan pembangunan sarana CTPS secara serentak di 16 Sekolah Dasar di 16 Provinsi di Indonesia. Lifebuouy juga merangkul jaringan komunitas relawan terbesar di Indonesia, yakni Indorelawan.org.
Serta meluncurkan kemasan Lifebouy edisi khusus selama bulan Oktober sampai Desember 2018 sebagai simbol gerakan “Gabung Aksi Indonesia Merdeka dari Kuman”.
Nantinya pada setiap pembelian, Rp3.000,- akan didonasikan untuk membantu edukasi dan perbaikan sarana CTPS di banyak Sekolah Dasar yang masih memiliki keterbatasan.
”Kita semua bisa menjadi agen perubahan untuk menyebarkan edukasi pentingnya CTPS. Sebarkan edukasi cara CTPS yang baik, serta momen-momen penting untuk CTPS ke teman, keluarga dan lingkungan. Melalui tagar #GabungAksiCuciTangan, kami dan Lifebuoy mengajak seluruh masyarakat bergabung dalam gerakan ini untuk Indonesia yang lebih sehat, sejahtera, dan merdeka dari kuman penyebab infeksi,” pesan Christian Sugiono dan Titi Kamal, Brand Ambassador Lifebouy.
Penulis: Firda Fitri Yanda
//