Benarkah Perempuan yang Terbiasa Bangun Pagi Miliki Risiko Kecil Terkena Kanker Payudara?
Peneliti di University of Bristol menemukan perempuan yang termasuk "orang pagi" adalah kelompok 40-48 persen lebih kecil terkena kanker payudara.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Perempuan yang bangun tidur sebelum matahari terbit punya kemungkinan memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara dibanding mereka yang tidur larut, lalu bangun di siang hari.
Studi ini telah dipresentasikan oleh para ilmuwan Inggris pada hari Selasa (06/9/2018), seperti dikutip dari laman The Daily Sabah.
Para peneliti di University of Bristol menemukan bahwa perempuan yang termasuk "orang pagi" adalah kelompok 40 hingga 48 persen lebih kecil kemungkinannya terkena kanker payudara daripada mereka yang bangun kesiangan karena tidur larut.
Perempuan yang tidurnya lebih awal, lama tidurnya 7-8 jam, lalu bangun pagi, setiap jam tidurnya, risiko berkurang 20 persen.
Kesimpulannya, semakin Anda tidur awal, semakin lama jam tidurnya, dan semakin pagi bangunnya, maka Anda termasuk dalam kelompok yang kecil peluangnya terkena kanker payudara.
Penemuan ini didasarkan pada informasi genetik dari hampir 400.000 perempuan, diperiksa untuk 450 penanda genetik yang dikaitkan dengan pola tidur.
Penanda genetik ini dapat menunjukkan semuanya dari "chronotype" (berapa kali seseorang paling aktif) untuk menghadapi risiko insomnia dan jumlah tidur yang dibutuhkan.
Tetapi sementara gen kita mengatur preferensi bawaan kita, mereka tidak selalu memutuskan perilaku kita.
Karena jam tidur terkadang terganggu oleh jadwal kerja, menyiapkan sekolah anak, dan lain sebagainya yang membuat Anda adalah orang terakhir di rumah yang berangkat tidur.
Tim ini berspekulasi bahwa kekacauan jam tidur ini mungkin memiliki dampaknya sendiri terhadap risiko kanker. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian yang lebih luas.
"Apa yang ingin kita lihat berikutnya adalah interaksi antara preferensi bawaan kita, menjadi orang pagi atau orang malam, dan perilaku kita yang sebenarnya," kata peneliti utama Dr Rebecca Richmond kepada surat kabar Inggris, The Independent.
Namun, Richmond percaya bahwa ketidakselarasan antara jam kesibukan kita dan jam biologis kita dapat menempatkan kita pada risiko penyakit.
Penelitian yang dipresentasikan di National Cancer Research Institute Conference di Glasgow - menambah temuan sebelumnya yang menunjukkan perempuan yang bekerja shift malam atau tidur di lingkungan yang terang benderang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker.
Namun, para ahli kanker mengatakan memodifikasi pola tidur mungkin tidak akan memiliki dampak yang signifikan terhadap risiko kanker.
"Hanya karena ingin mengurangi risiko, mengubah kebiasaan tidur tidak mudah dilakukan. Terutama karena kita terkadang harus tidur larut karena urusan pekerjaan, anak, orangtua atau kondisi lain," kata Dr. Emma Pennery, Direktur Klinis di Breast Cancer Care, mengatakan kepada The Independent.
Pennery menandaskan, butuh penelitian lebih lanjut untuk mengambil kesimpulan antara karakteristik tidur yang dikaitkan dengan risiko kanker payudara.
"Sementara itu, kita tetap dapat melakukan hal-hal yang dapat menjauhi kita dari risiko kanker seperti menjaga berat badan yang sehat, berolahraga, tidak merokok dan minum alkohol, serta melakukan hal-hal lain yang menyehatkan," kata Pennery yang tidak terlibat dalam penelitian.(*)