Yang Harus Diperhatikan ketika Harus Donor ASI
Setelah melahirkan, payudara ibu telah siap mengeluarkan Air Susu Ibu (ASI) untuk memenuhi kebutuhan bayi. Namun, tidak semua ibu bisa demikian.
Editor: Willem Jonata
Namun, penting untuk diingat bahwa ASI donor membawa sifat genetik dari pendonor.
"Kalau pendonor ternyata punya riwayat penyakit kanker, HIV, ya bisa jadi anak juga terkena penyakit yang sama. Karena ASI donor membawa sifat genetik dari pendonor. Jadi memiliki risiko transmisi infeksi.
Oleh karena itu, donor ASI tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi," tambahnya.
Ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi untuk mengurangi risiko transmisi infeksi donor ASI:
- Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan
- Sehat dan tidak mempunyai kontra-indikasi menyusui.
- Produksi ASI sudah mencukupi kebutuhan bayinya dan mendonorkan ASI atas dasar produksi yang berlebih.
- Tidak menerima tranfusi darah atau transplantasi organ atau jaringan dalam 12 bulan terakhir.
- Tidak mengonsumsi obat, hormon, produk yang mempengaruhi bayi.
- Tidak ada riwayat penyakit menular.
- Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit menular, menggunalam narkoba, perokok, atau peminum alkohol.
- Harus menjalani screening yang meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan sitomegalovirus yang dapat dilakukan setiap 3 bulan.(*)