Kaleidoskop 2018, Masalah Kesehatan di Indonesia Beralih, Trennya Dari Stroke Hingga Kanker
Di tahun 2018 ini peningkatan penyakit di Indonesia mulai mengalami transisi dari penyakit menular ke penyakit tidak menular.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Di tahun 2018 ini peningkatan penyakit di Indonesia mulai mengalami transisi dari penyakit menular ke penyakit tidak menular.
Penyakit tidak menular tersebut diantaranya kanker, stroke, diabetes melitus, jantung, ginjal, hipertensi, serta depresi juga masuk ke dalamnya.
Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 penyakit tidak menular naik 0,4 persen dibandingkan tahun 2013 dari 1,4 persen jadi 1,8 persen. Penyakit diabetes melitus cukup mengalami lonjakan yang tinggi dari 6,9 persen menjadi 8.5 persen.
Berdasarkan data International Diabetes Federation (Diabetes) Atlas Indonesia pada tahun 2017 lalu Indonesia menempati urutan ke-6 dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia.
Penyakit yang timbul karena tingginya kadar gula di tubuh ini juga terus meningkat karena kurangnya pemeriksaan dini dan pada beberapa kasus ada juga pengidap diabetes yang tidak merasakan gejala apapun.
Yang tidak merasakan gejala apapun tersebut terkadang diketahui ketika sudah mengidap komplikasi yang disebabkan oleh diabetes seperti jantung atau stroke.
Sehingga disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin gula rumah sakit ataupun fasilitas kesehatan lainnya.
Namun untuk pemeriksaan gula tersebut juga ada kendalanya. Dr. Fatimah Eliana dari Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) menyebutkan saat ini pendeteksian diabetes paling mudah dilakukan dengan pengambilan darah.
Sementara itu masih banyak juga masyarakat yang tidak bersedia jika darahnya diambil.
“Paling mudah deteksi lewat darah, tapi gak semua orang bersedia lewat darah kapiler saja sehingga ada keterlambatan diagnosis, gak tahu nantinya ada penyakit diabetes,” tutur dr Eliana saat menghadiri Diskui Diabetes di kawasan Kuningan, Kamis (20/12/2018).
Dr. Agung Pranoto dari Ketua Persatuan Diabetes Indonesia menyebutkan penyakit Diabetes sangat mudah untuk dikenali diantaranya terlalu sering buang air kecil atau kencing, selain itu mudah merasa lapar padahal sudah makan dan minum tetapi berat badan malah mengalami penurunan.
“Gejala klasik gula terlalu tinggi ya banyak kencing, lalu gula tinggi itu terlihat dia lapar terus, banyak makan, dan banyak minum dan berat badan turun nah itu bisa dicuriai,” kata dr. Agung di acara Diskusi Deteksi Awal Diabetes di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (20/12/2018).
Selain itu penyakit yang biasanya terjadi pada orang yang kelebihan berat badan itu akan menganggu jaringan-jaringan sehingga bisa menyebabkaan penglihatan kabur dan kerap muntah kalau perutnya sudah terlalu padat, karena lambungnya tidak lagi berfungsi secara normal.
“Kalau sudah terkenala pembuluh darah akan datang kabur mata, gejala perut tuh gampang juga terlihat pas makan padat sedikit bisa muntah karena lambungnya lumpuh,” papar dr. Agung.
Kenaikan tingkat penyakit tidak menular ini juga berhubungan dengan gaya hidup yang buruk seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol, kurangnya aktivitas fisik serta kurang mengonsumsi buah dan sayur.