Waspada Demam Berdarah, Gejalanya Makin Sulit DIkenali! Bagaimana Cara Mendeteksi dan Mencegahnya?
Demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus gejalanya tidak khas, sebab itu sering kali sulit dideteksi sejak dini.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus (terbanyak di Indonesia dengan tipe 3) dan ditularkan melalui nyamuk, memang banyak mencemaskan masyarakat di negara tropis.
Gejala dengue hemonhagic fever tidak khas, sebab itu sering kali sulit dideteksi sejak dini.
Namun, gejala yang patut dicurigai bisa dilihat sebagai berikut:
Demam tinggi (turun sebentar kemudian tinggi kembali) selama 2- 7 hari.
Penderita mengeluh pusing, persendian sakit, nafsu makan hilang disertai muntah.
Pada panas kedua timbul bercak-bercak perdarahan pada kulit (petechiae) yang kalau ditekan tidak mau hilang.
Baca: Korban Demam Berdarah Bertambah Hingga 15 Ribu Orang, Sejumlah Daerah Ditetapkan Kejadian Luar Biasa
Kalau bercak-bercak tidak nyata, tapi dicurigai kenal penyakit ini, dengan uji tourniquet mengikatkan tali elastik pada lengan penderita selama lima menit, bintik-bintik akan tampak lebih jelas.
Penderita yang lebih parah sering mengeluh sakit ulu hati disertai gelisah, banyak keluar keringat tapi kulit terasa dingin.
Pada stadium selanjutnya timbul bercak-bercak perdarahan berupa memar (ecchymosis) atau perdarahan dari hidung, gusi, muntah darah, buang air besar berwarna kehitaman.
"Perjalanan penyakit demam berdarah dengue ini memang sulit diduga," kata dr. Tatang Kustiman Samsi, dari RS Sumber Waras, Jakarta, seperti dimuat pada buku Kumpulan Artikel Kesehatan Intisari.
Baca: Fogging Tak Efektif Matikan Nyamuk, Ikan Cupang Bisa Bantu Matikan Jentik
"Kadang-kadang penderita datang pagi tanpa menunjukkan gejala perdarahan dan hasil pemeriksaan laboratorium pun normal, namun sore harinya kembali dengan gejala demam berdarah. Sebab itu orangtua perlu waspada, bila anaknya menunjukkan gejala demam tinggi yang terus turun-naik selama 2 - 7 hari, disertai gejala lain tadi."
Pada penderita yang penyakitnya masih ringan, perdarahan kulit disebabkan karena terjadinya kelainan dinding pembuluh kapiler dan menurunnya jumlah sel darah pembeku (trombosit), yang merupakan awal kebocoran dinding pembuluh darah.
Terjadinya perdarahan yang hebat ini karena mekanisme yang lebih kompleks, yang meliputi terganggunya fungsi trombosit dalam sistem pembekuan darah dan berkurangnya kadar zat pembeku darah dalam plasma.
Penderita sebaiknya lekas dibawa ke rumah sakit, sebab ia bisa mengalami renjatan (dengue shock syndrome) yaitu nadinya melemah dan tekanan darah tak terukur. Kalau dibiarkan bisa berakibat fatal.