Ketahui Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Rutin Konsumsi Beras Hitam
Warna hitam pekat atau ungu dari beras hitam adalah penanda sifat antioksidannya yang tinggi, mirip dengan buah blackberry dan blueberry.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari dulu, makanan pokok bangsa Asia, tak terkecuali Indonesia, adalah nasi.
Makanan yang berasal dari beras ini nyaris dimakan, mulai pagi hingga makan malam. Sampai-sampai ada istilah, "belum makan namanya kalau belum pakai nasi".
Bicara nasi, hampir seluruhnya mengonsumsi nasi yang berasal dari beras putih.
Selain harganya lebih murah, patut diakui rasanya pun memang lebih enak akibat kandungan gula yang terdapat di dalamnya.
Tetapi sesungguhnya,banyak kandungan gula, beras putih yang biasa kita konsumsi memiliki kandungan serat paling sedikit dibandingkan jenis beras lain.
Maka, dengan alasan kesehatan, terutama bagi penderita diabetes dan mereka yang sedang berdiet, alih-alih makan nasi putih, para ahli merekomendasikan jenis beras lain seperti beras merah, beras cokelat, dan kini beras hitam.
Beras hitam, meskipun baru dianjurkan hari-hari ini, sejatinya adalah varietas beras langka dan sangat tua yang telah tumbuh di India selama berabad-abad.
Namun pada masa Tiongkok Kuno beras hitam hanya boleh dikonsumsi oleh bangsawan dan orang kaya.
Masyarakat biasa dilarang menanam atau memakannya sehingga sejak saat itu beras hitam mendapatkan label yang terkenal sebagai beras terlarang.
Kini beras hitam sudah tidak lagi dilarang dan banyak dibudidayakan sebagai alternatif pangan yang sehat.
Joanna Brooke, Ahli Nutrisi Makrobiotik dan Praktisi Kesehatan dari RS Bethesda di Amerika Serikat mengatakan, beras hitam memiliki kandungan yang baik untuk penderita diabetes, pasien penyakit jantung dan pasien yang sedang menjalani diet mengurangi gula dan karbohidrat.
Selain itu beras hitam juga sangat bagus untuk kulit dan rambut karena kandungan vitaminnya.
Pun, kandungannya dapat membantu aktivitas otak agar berjalan dengan baik.
Untuk diketahui, warna hitam pekat atau ungu dari beras hitam adalah penanda sifat antioksidannya yang tinggi, mirip dengan buah blackberry dan blueberry.
Yang mencengangkan, sebuah studi yang dijalankan oleh kementerian kesehatan Norwegia pada tahun 2017 menemukan, jumlah antioksidan dan antosianin (sejenis zat yang bermanfaat melawan kanker), yang terkandung dalam beras hitam lebih tinggi daripada biji-bijian lainnya, termasuk beras merah, beras merah, quinoa merah, atau varietas biji-bijian utuh berwarna lainnya.
Antosianin dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskular, membatasi radikal bebas yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diabetes dan bahkan kanker.
Karena beras hitam tidak mengalami penyulingan atau pemrosesan, ia dapat mempertahankan antioksidan, vitamin, mineral, dan seratnya sehingga dapat meningkatkan fungsi otak dan mengurangi peradangan.
Nasi hitam juga mengandung antioksidan penting yaitu vitamin E, yang berguna dalam menjaga kesehatan mata, kulit, dan kekebalan tubuh.
Baca: Menkes Masih Bahas Rencana Penghapusan Dua Jenis Obat Kanker dari Layanan BPJS Kesehatan
Fitonutrien dalam beras hitam juga membantu hati mengeluarkan racun dan menghilangkan zat yang tidak diinginkan dalam tubuh melalui aktivitas antioksidannya.
Makan nasi yang berasal dari beras hitam akan berdampak positif pada kadar kolesterol sehat juga.
Fitokimia anthocyanin yang ditemukan dalam beras hitam, mengurangi kolesterol Low Density Lipo-protein (LDL) yang juga dikenal sebagai kolesterol jahat dan juga menurunkan kadar kolesterol total.
Buku 'Healing Foods' oleh DK Publishing (London, 2014) mencatat, beras hitam telah terbukti secara aktif mengurangi atheroschlerosis (pengerasan pembuluh darah) yang berisiko menimbulkan penyakit jantung.
Jika dibandingkan dengan beras putih yang biasa kita konsumsi, beras hitam memiliki kandungan serat dan protein yang sangat tinggi.
Protein sangat penting dalam membangun massa otot dan mengurangi berat badan berlebih sehingga akan mendukung program penurunan berat badan.
Beras hitam mengandung 8,5 gram protein dalam porsi 100 gram, sedangkan beras putih hanya mengandung 6,8 gram protein.
Indeks glikemil beras hitam juga terendah dibandingkan beras merah, apalagi beras putih sehingga paling aman untuk penderita diabetes. (Soesanti Harini Hartono)