Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Implan Bokong dan Hubungannya dengan Kanker

Berdasarkan studi terbaru, wanita yang melakukan implan bertekstur pada bagian bokong berpotensi membangkitkan limfoma atau kanker.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
zoom-in Implan Bokong dan Hubungannya dengan Kanker
pixabay.com
Ilustrasi. Sel darah merah 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Berdasarkan studi terbaru, wanita yang melakukan implan bertekstur pada bagian bokong berpotensi membangkitkan limfoma atau kanker yang muncul pada sel limfosit misalnya getah bening.

Dikutip dari People, studi tersebut berawal dari Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat yang melihat adanya hubungan antara implan payudara bertekstur dan limfoma sel besar anaplastik (ALCL) yang dapat mengakibatkan jenis kanker darah.

Terlihat pada bulan Februari 2019 lalu FDA telah menerima 457 kasus pada mereka yang melakukan implan payundara, dan sembilan diantaranya meninggal dunia.

Baca: 6 Manfaat Kaktus Bagi Kesehatan, Bisa Menghambat Pertumbuhan Sel Kanker

Sementara itu pada studi kasus yang baru ini diterbitkan Aesthetic Surgery Journal, seorang wanita berusia 49 tahun didiagnosis menderita kanker sekitar satu tahun setelah ia mendapatkan implan bertekstur.

Baca: Mengenal Lebih Dalam Kanker Kelenjar Getah Bening yang Saat Ini Diderita Ustaz Arifin Ilham

Saat dokter mengidentifikasi kankernya, kanker itu sudah menyebar ke seluruh tubuhnya terutama di bagian paru-parunya.

Alhasil wanita tersebut harus menjalani kemoterapi agresif dan setelah beberapa bulan wanita tersebut meninggal dunia.

Baca: Tak Ada Riwayat Keluarga yang Sakit Seperti Ani Yudhoyono , Benarkah Kanker Darah Penyakit Turunan?

BERITA TERKAIT

Memang Para peneliti, dari University of Southern California belum bisa langsung memastikan garis langsung antara implan bertekstur dan kanker limfloma, tetapi berbagai kasus terus menghubungkan keduanya.

Para penulis studi kasus mengatakan bahwa temuan mereka memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai risiko kanker tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas