Pemain Serial Riverdale Luke Perry Meninggal Karena Stroke, Kenali Gejala Stroke dengan Metode FAST
Luke Perry meninggal dunia dalam usia 52 tahun pada Senin (4/3/2019). Ia meninggal setelah menderita penyakit stroke selama seminggu. Kenali gejalanya
Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Luke Perry meninggal dunia dalam usia 52 tahun pada Senin (4/3/2019). Ia meninggal setelah menderita penyakit stroke selama seminggu. Kenali gejala penyakit ini dengan metode FAST. Simak selengkapnya di sini!
TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka datang dari aktor Luke Perry, salah satu pemain dalams serial Beverly Hills 90210 dan Riverdale.
Luke meninggal dalam usia 52 tahun di California pada Senin (4/3/2019) waktu setempat.
Bagi kamu yang tumbuhdi era 1990-an pasti sudah tak asing lagi dengan wajah pemeran Dylan Mc Kay dalam serial Beverly Hills 90210 ini.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir Luke juga digadang-gadang akan membintangi film Quentin Tarantino terbaru yang berjudul Once Upon A Time in Hollywood.
Baca: Aktor Luke Perry Meninggal Dunia, Perjalanan Karier Semasa Hidup hingga Privasi Masa Berkabung
Sebelum mengalami stroke Luke juga masih terlibat dalam salah satu serial remaja yang ditayangkan di The CW, Riverdale yang sudah memasuki musim ketiga.
Dalam serial tersebut Luke berperan sebagai Fred Andrews, ayah dari Archie Andrews (KJ Apa).
Kepergian Luke meninggalkan duka yang mendalam bagi sejumlah kru serial yang mulai tayang tahun 2017 silam.
Pada Sabtu (2/3/2019) lalu aktor Cole Sprouse juga sempat mengunggah potret Luke dalam tampilan hitam putih.
Dalam unggahannya itu Luke yang mengenakan kacamata tampak menghadap ke jendela sambil tersenyum lebar.
"Love you bud," tulis Cole pada kolom keterangan.
Tak hanya Cole, pemain Riverdale lainnya, Lili Reinhart juga sempat mengunggah foto Luke dalam akun Instagram pribadinya.
Perannya dalam serial itu memang cukup dekat dengan Luke.
Diunggah pada hari yang sama dengan Cole, Lili mengunggah fotonya bersama Luke di sela-sela proses syuting.
Pada kolom keterangan, Lili menuliskan,"Thinking of you, Luke. And praying for your safe recovery. (Sedang memikirkanmu Luke. Dan berdoa untuk kesembuhanmu)."
Melansir dari akun Instagram resmi Riverdale, eksekutif produser serial remaja ini mengungkapkan belasungkawa.
Baca: Mengenal Bahaya Lemak Visceral yang Sebabkan Perut Buncit, Jika Menumpuk Bisa Picu Stroke
Luke Perry dilarikan ke salah satu rumah sakit di Los Angels pada Rabu (27/2/2019) pagi waktu setempat karena mengalami serangan stroke.
Ternyata penyakit ini bisa dialami menimpa siapapun tanpa pandang bulu, bahkan di usia muda sekalipun.
Stroke terjadi akibat kurangnya pasokan darah menuju otak sehingga jaringan otak mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi.
Kondisi ini dapat merusak bahkan mematikan sel-sel otak.
Bagian otak yang berbeda mengendalikan fungsi tubuh yang berbeda pula sehingga dapat mempengaruhi hampir seluruh tubuh.
Dilansir dari laman Hellosehat.com, ada kebih dari satu jenis stroke.
Yang paling umum dialami adalah stroke iskemik dan stroke hemoragik.
Stroke iskemik adalah jenis stroke yang terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai darah ke area otak terhalang oleh bekuan darah.
Stroke jenis ini bertanggung jawab atas 87 persen dari total kasus stroke.
Bersifat embolik, yang berarti bekuan darah berasal dari bagian lain di tubuh Anda dan kemudian berpindah menuju ke otak (biasanya dari jantung dan arteri besar di dada bagian atas dan leher).
Jenis stroke yang kedua ialah Stroke hemoragik, terjadi saat pembuluh darah di otak mengalami kebocoran atau pecah.
Stroke hemoragik menyumbang sekitar 13 persen dari total kasus stroke.
Stroke jenis ini berawal dari pembuluh darah yang melemah, kemudian pecah dan menumpahkan darah ke sekitarnya.
Darah yang bocor jadi menumpuk dan menghambat jaringan otak di sekitarnya. Kematian atau koma panjang akan terjadi jika pendarahan berlanjut.
Baca: Aktor Dalam Serial TV Riverdale, Luke Perry Meninggal Dunia Pada Usia 52 Tahun
Gejala yang Dialami Penderita Stroke
National Stroke Association merekomendasikan metode FAST untuk membantu Anda mengidentifikasi tanda-tanda peringatan stroke:
- F (Face/Wajah): Saat Anda tersenyum, apakah satu sisi wajah Anda turun ke bawah (senyum mencong)? Apakah ada rasa baal di sekitar mulut?
- A (Arms/Lengan): Bila Anda mengangkat kedua lengan, apakah salah satu lengan terkulai lemas jatuh ke bawah?
- S (Speech/Bicara): Apakah ucapan Anda tidak jelas — suara pelo/parau/cadel/sengau? Apakah ada perubahan dari volume suara Anda? Apakah Anda sulit untuk bicara?
- T (Time/Waktu): Jika Anda mengalami gejala ini, segera hubungi 119 atau pergi ke UGD terdekat. Hal ini diperlukan agar Anda dapat menerima perawatan di unit stroke rumah sakit dalam waktu 3 jam sejak kedatangan.
Gejala tambahan yang tidak sesuai dengan deskripsi FAST meliputi:
- Kebingungan tiba-tiba, seperti kesulitan memahami apa yang seseorang katakan
- Kesulitan berjalan, pusing tiba-tiba, atau kehilangan keseimbangan
- Sakit kepala mendadak dan parah yang tidak diketahui penyebabnya bisa disertai mual dan muntah
- Kesulitan melihat di salah satu atau kedua mata. Penglihatan kabur, ganda, atau kehilangan penglihatan
- Kesadaran menurun atau hilang kesadaran
- Sakit saat menggerakan mata
- Kelemahan yang mungkin memengaruhi salah satu anggota gerak, setengah bagian dari tubuh, atau keempat anggota gerak (lengan dan kaki)
Gejala di atas adalah kelompok gejala umum dari stroke, tidak cukup spesifik untuk membedakan mana stroke iskemik dan mana yang hemoragik.
Namun dari hasil penelitian kejang lebih sering terjadi pada stroke hemoragik dibandingkan dengan iskemik.
Kejang terjadi pada 28% kasus stroke hemoragik, umumnya pada awal perdarahan intraserebral atau dalam 24 jam pertama.
Tingkat keparahan stroke umumnya lebih parah pada kasus hemoragik.
Dalam 3 bulan pertama setelah stroke, stroke hemoragik dikaitkan dengan peningkatan angka kematian yang cukup besar.
Secara khusus terkait dengan sifat kerusakan yang rentan mengalami perdarahan hebat.
(Tribunnews.com / Bunga)