Dampak Penikahan Sedarah Pada Keturunan Menurut Ahli, Mulai Cacat Hingga Melemahkan Tubuh
Meski perkawinan sedarah dari kaca mata hukum tak memiliki jerat pidana, melainkan hanya sebatas sanksi administratif.
Editor: Anita K Wardhani
Incest dianggap sebagai masalah kemanusiaan karena praktik ini membuka kesempatan yang lebih besar bagi keturunannya untuk menerima alel resesif merusak yang dinyatakan secara fenotip.
Fenotip merupakan deskripsi karakteristik fisik yang sebenarnya termasuk karakteristik yang tampak sepele, seperti tinggi badan dan warna mata, juga kesehatan tubuh secara keseluruhan, riwayat penyakit, perilaku, serta watak dan sifat umum.
Singkatnya, seorang keturunan dari perkawinan sedarah akan memiliki keragaman genetik yang sangat minim dalam DNAnya karena DNA turunan dari ayah dan ibunya adalah mirip.
Kurangnya variasi dalam DNA dapat berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk peluang mendapatkan penyakit genetik langka, seperti albinisme, fibrosis sistik, hemofilia, dan sebagainya.
Efek lain dari perkawinan sedarah termasuk peningkatan infertilitas (pada orangtua dan keturunannya), cacat lahir seperti asimetri wajah, bibir sumbing, atau kekerdilan tubuh saat dewasa, gangguan jantung, beberapa tipe kanker, berat badan lahir rendah, tingkat pertumbuhan lambat, dan kematian neonatal.
Kelainan akibat perkawinan sedarah (Kolase Grid.id)
Satu studi penelitian menemukan bahwa 40 persen anak hasil hubungan sedarah antara dua individu tingkat pertama (keluarga inti) lahir dengan kelainan autosomal resesif, malformasi fisik bawaan, atau defisit intelektual yang parah.
Seperti yang ditunjukkan oleh psikolog University of Miami Debra Lieberman dan Adam Smith dalam sebuah artikel di jurnal Current Directions in Psychological Science, manusia memiliki mekanisme sosial dan psikologis untuk mencegah inses.
Bahkan gagasan berhubungan seks dengan ibu atau ayah atau kakak atau adik membuat orang kesal.
Psikolog Jonathan Haidt telah menemukan bahwa hampir semua orang ditolak oleh prospek seks saudara-saudari, bahkan dalam situasi hipotetis di mana tidak ada peluang untuk hamil.
2. Keturunan dari perkawinan sedarah akan mewariskan penyakit yang sama
Setiap orang memiliki dua set 23 kromosom, satu set dari ayah dan yang lainnya diwariskan dari ibu (total 46 kromosom).
Akan tetapi, orang-orang yang memiliki satu gen rusak masih dapat mewarisi gen tersebut pada keturunannya nanti yang disebut ‘carrier’, karena mereka membawa salinan tunggal namun tidak memiliki penyakit tersebut.
Disinilah masalah akan mulai timbul bagi keturunan inses.