Tips Makan Olahan Daging di Hari Raya Idul Adha Tanpa Khawatir Kolesterol
Berbagai macam olahan makanan berbahan dasar daging kambing atau daging sapi banyak disajikan saat Hari Raya Idul Adha.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Berbagai macam olahan makanan berbahan dasar daging kambing atau daging sapi banyak disajikan saat Hari Raya Idul Adha.
Tapi harus diingat kebanyakan makan daging sapi dan kambing dapat menimbulkan penyakit seperti darah tinggi karena banyaknya kandungan kolesterol pada daging tersebut.
Rachel Olsen, Nutrition Expert YOUVIT pun berbagi tips agar tetap bisa makan daging sapi dan kambing tanpa merasa was-was.
Pertama pastinya konsumsi dalam jumlah yang seimbang karena sebenarnya ada kandungan protein pada daging yang baik untuk tubuh.
Baca: Manfaat dan Risiko Santap Torpedo Kambing, Benarkah Meningkatkan Libido Lelaki?
“Cuma memang kita sebaiknya tidak berlebihan makannya, karena daging merah termasuk kategori bahan makanan yang mengandung kolesterol, lemak jenuh dan trans,” ungkap Rachel melalui keterangan tertulisnya, Minggu (11/8/2019).
Kedua, usahakan memasak dengan cara direbus atau dikukus saja. Kalaupun ingin menggoreng atau menumis, maksimal gunakan hanya lima sendok minyak goreng.
“Makanan yang digoreng akan meningkatkan kandungan kolesterol dan lemak trans pada daging,” papar Rachel.
Ketiga, jangan hanya memakan daging saja, seimbangkan dengan lauk lainya yakni sayur dan buah-buahan.
Aplikasikan program “isi piringku” sesuai rekomendasi Kementerian Kesehatan, saat kita makan sebaiknya menerapkan porsi dalam satu piring berupa seperempat bagian untuk karbohidrat dan seperempat bagian untuk protein dan setengahnya untuk sayuran dan buah-buahan.
Keempat, usahakan tidak makan daging di atas jam 07.00 malam karena saat malam sistem percernaan sedang beristirahat sehingga daging akan disimpan sebagai lemak, dibandingkan dikonversikan sebagai energi untuk beraktivitas.
Idealnya makan malam sebaiknya dilakukan tiga jam sebelum tidur, agar dapat memberikan kesempatan bagi lambung dan usus untuk mencerna dan memetabolisme makanan dengan lebih baik sebelum waktu tidur.