Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Saat di Dalam Kandungan, Sungadi Pemuda Berbobot 1,4 Kuintal Sempat Dikira Bayi Kembar

Orangtua pemuda obesitas yang memiliki bobot seberat 140 kilogram atau 1,4 kuintal, Sungadi (21) dari Kabupaten Sragen, mengira akan dapat anak kembar

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Saat di Dalam Kandungan, Sungadi Pemuda Berbobot 1,4 Kuintal Sempat Dikira Bayi Kembar
TRIBUNSOLO.COM/ADI SURYA
Sungadi bersama ayahnya, Suwarno saat bersantai depan rumahnya di Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen, Sabtu (21/9/2019). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - Orangtua pemuda obesitas yang memiliki bobot seberat 140 kilogram atau 1,4 kuintal, Sungadi (21) dari Kabupaten Sragen, mengira akan mendapatkan anak kembar kala itu.

Ayah Sungadi, Suwarno (59) mengira bakal dikaruniai bayi kembar saat istrinya Tukiyem (58) mengandung Sungadi pada 21 tahun silam.

Suwarno menceritakan, waktu itu dokter kandungan bahkan sempat mengutarakan istirnya kemungkinan akan melahirkan bayi kembar.

"Itu masih kemungkinan pada waktu itu, karena peralatan cek kandungan belum bisa melihat dengan jelas," aku menceritakan kenangan 21 silam saat TribunSolo.com berkunjung ke rumahnya di Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen, Sabtu (21/9/2019).

"Perut istri saya besar sekali pada waktu mengandung Sungadi," imbuhnya membeberkan.

Ternyata, perkiraan itu tidak terbukti karena Tukiyem tidak melahirkan bayi kembar.

Berita Rekomendasi

"Ya, Sungadi itu yang kemudian lahir dengan bobot 4,8 kilogram," terang Suwarno berkelakar.

Baca: Sulit Bawa Tubuhnya yang 140 Kg, Sungadi Tak Pernah Sekolah, Kini Ikut Sang Ayah Jadi Buruh Bangunan

Baca: Sejak Kecil Tak Bisa Lepas Dari Es, Inikah Pemicu Sungadi Obesitas Hingga Bobotnya 1,4 Kuintal?

"Saya sampai terheran melihat ukurannya yang besar sekali itu saat lahiran," jelas dia.

Suwarno kemudian mengatakan, keanehan Sungadi lahir seperti layaknya bayi normal meskipun saat itu kandangan istrinya sangat besar.

Sungadi menyantap makanan disela-sela istirahat kerja di depan rumahnya di Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen, Sabtu (21/9/2019).
Sungadi menyantap makanan disela-sela istirahat kerja di depan rumahnya di Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen, Sabtu (21/9/2019). (TribunSolo.com/Adi Surya)

"Alhamdullilah dia (Sungadi) langsung nangis, setelah lahir," terang Suwarno.

Suwarno menambahkan, Sungadi tidak pernah mau lepas darinya.

"Dia itu tidak bisa lepas dari saya, sekalinya lepas, dia marah-marah," aku dia.

Hal itu terjadi saat Sungadi diboyong oleh kakak keduanya bersama Tukiyen ke Ibu Kota Jateng, Semarang.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas