Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Mengenal Neuropati Diabetes, Gejala dan Akibat Jika Tidak Segera Ditangani

Kadar gula dalam tubuh yang tinggi dalam kurun waktu yang lama akan melemahkan dinding pembuluh darah

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Mengenal Neuropati Diabetes, Gejala dan Akibat Jika Tidak Segera Ditangani
Pixabay
Ilustrasi diabetes 

TRIBUNNEW.COM, JAKARTA - Sebagian besar penderita diabetes berisiko mengalami komplikasi, salah satunya neuropati diabetes.

Neuropati diabetes menimbulkan gejala seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit.

Gejala ini akan semakin muncul jika durasi diabetes cukup lama dan kadar gula tidak terkontrol.

Pada penderita diabetes, kadar gula dalam tubuh yang tinggi dalam kurun waktu yang lama akan melemahkan dinding pembuluh darah yang memberikan nutrisi ke sel saraf, sehingga dapat merusak sel saraf.

Ini menyebabkan penderita diabetes memiliki risiko tinggi terkena kerusakan saraf tepi atau neuropati perifer.

“Jika diabetes dan kerusakan saraf tidak segera ditangani sedini mungkin, maka akan mencapai tahap krusial, sehingga kelainan saraf tersebut makin sulit untuk dapat pulih seperti semula,” kata Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, SpPD-KEMD, FINASIM, FACE, Ketua Pesatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Depok di Jakarta belum lama ini.

Baca: Mengenali Penyakit Autoimun yang Diderita Ashanty, Menyebabkan Diabetes hingga Lupus

Data International Federation (IDF) Tahun 2017 menunjukkan bahwa 50 persen penderita diabetes berisiko terkena gejala neuropati.

Berita Rekomendasi

Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 10 juta kasus diabetes dan data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2018 sebesar 10,9% yang menggunakan konsensus PERKENI 2015.

Hal ini tentu perlu mendapatkan perhatian lebih karena neuropati merupakan concealed disease, yang bila tidak diobati akan berkembang dan dapat memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup.

“Maka dari itu, keluarga berperan penting untuk membantu mencegah dan mendeteksi risiko gejala neuropati agar penderita dapat segera mendapatkan diagnosa akurat sedini mungkin,” kata Prof Mardi.

dr. Dwi Oktavia Handayani, M.Epid - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, mengatakan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengembangkan beberapa program, salah satunya program deteksi dini dan edukasi tentang penyakit tidak menular termasuk diabetes.

Baca: 5 Penyakit yang Bisa Muncul Akibat Berlebihan Konsumsi Gula, Lebih Berbahaya dari Diabetes

“Kami ingin menjadikan keluarga sebagai kunci kualitas hidup penderita diabetes, agar mampu meningkatkan awareness mengenai risiko komplikasi pada penderita diabetes, salah satunya neuropati,” katanya.


Bagi penderita diabetes, gejala seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit sangat memengaruhi kualitas hidup.

Bahkan jika tidak diatasi, rasa kebas dapat memungkinkan penderita tidak merasakan jika terluka atau terkena benda tajam.

Jika sampai terjadi luka, penderita diabetes akan menurun kualitas hidupnya dan berpengaruh terhadap kondisi keluarga secara keseluruhan.

Oleh karena itu, keluarga berperan sangat penting, terutama untuk memastikan penderita diabetes mengontrol gula darah dan mampu mengelola diri secara optimal.

dr. Yoska Yasahardja – Medical & Technical Affairs Manager Consumer Health, P&G Health, menjelaskan, salah satu kelompok responden penelitian NENOIN adalah 104 pasien diabetes yang mengalami gejala ringan dan sedang.

Baca: 5 Makanan yang Aman untuk Para Penderita Diabetes, Nutrisi Seimbang

Selama masa penelitian, responden mengonsumsi satu tablet Vitamin Neurotropik sekali sehari setelah makan. Kombinasi Vitamin Neurotropik yang digunakan adalah Vitamin B1 (100mg), B6 (100mg) and B12 (5000μg) dari Neurobion Forte.

Setelah monitoring berkala pada Hari ke-1, ke-14, ke-30, ke-60, dan ke-90, gejala neuropati pada pasien berkurang signifikan hingga 66%.”

“Neurobion memiliki 2 varian yaitu Neurobion Forte dan Neurobion putih. Neurobion Forte mengatasi neuropati akibat kekurangan vitamin neurotropik dan kebutuhan tinggi pada penderita diabetes serta usia lanjut. Selanjutnya, untuk mencegah dan mengatasi gejala ringan neuropati akibat kekurangan vitamin neurotropik, lebih baik mengonsumsi Neurobion putih.” Katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas