11 Ribu Tenaga Kesehatan Disiagakan Tangani Kesehatan Korban Banjir di Jabodetabek
Untuk menangani kesehatan masyarakat di kawasan Jabodetabek yang terdampak banjir disiagakan 11 ribu tenaga kesehatan.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Untuk menangani kesehatan masyarakat di kawasan Jabodetabek yang terdampak banjir disiagakan 11 ribu tenaga kesehatan.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebutkan tenaga kesehatan tersebut berasal dari sipil dan militer, ada yang turun langsung ke lapangan maupun yang bertugas di rumah sakit.
“Mereka siap dimana-mana termasuk yang di rumah sakit dihitung bukan yang hanya dilapangan, karena itu kan menjadi pusat untuk mereka saling kait,” ungkap Terawan saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat (3/1/2020).
Baca: Update Rumah 10 Artis Ini Kebanjiran, Valentino Jebret, Rian Dmasiv, hingga Nicky Tirta
Baca: Eko Patrio Sambangi Korban Banjir di Kawasan Bidara Cina
Menkes Terawan juga memastikan posko dan tenaga kesehatan siaga sampai memang kondisi normal tidak ada batas waktu asal masyarakat mendapatkan akses kesehatan.
“Pokso sampai tidak dibutuhkan lagi, ndak ada tenggat waktu, kita kan kerja ndaak ada batas waktu selama masyarakat masih membutuhkan silakan ya,” kata Terawan.
Baca: UPDATE Banjir di Jabodetabek: BNPB Catat 43 Korban Meninggal
Baca: 3 Korban Meninggal Banjir di Jakarta akibat Hipotermia, Yuk Kenali Gejala dan Perawatannya
Kemudian tenaga kesehatan yang disiagakan juga tidak hanya terkait masalah kesehatan fisik tapi juga masalah psikologi para korban banjir.
“Semua datang dari Puskesmas sendiri sudah ada psikolognya, dari temen-temen sukarelawan juga ada yang dari sisi psikologinya , TNI Polri ada pendampingan juga ada,” ucap Terawan.
“Jadi bisa melihat mereka semua betul-betul dijaga merasa bagian dari bangsa,” sambung Terawan.
Sementara itu akibat banjir yang melumpuhkan sebagian wilayah Jabodetabek hingga Kamis (2/1/2020) malam menimbulkan 30 korban.
Berdasakan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) rinciannya 17 orang meninggal karena terseret arus banjir, 5 orang tertimbun longsor, 5 orang tersengat listrik, dan 3 orang hipotermia atau kedinginan.