Terapi Berhenti Merokok Selama Tiga Bulan dengan Bantuan Medis
Saat ini di Indonesia obat yang diberikan dalam bentuk tablet yang diberikan oleh dokter spesialis yang punya sertifikat pelatihan berhenti merokok
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Mengurangi konsumsi rokok bisa dibantu dengan penanganan medik dengan terapi dan mengonsumi obat tambahan.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Agus Dwi Susanto menjelaskan terapi tersebut berjalan selana tiga bukan.
“Jadi selama tiga bulan ada kombinasi, yaitu konseling dan tambahan dalm bentuk obat yang diminum, itu kita punya di Indonesia,” kata dr. Agus saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2020).
Saat ini di Indonesia obat yang diberikan dalam bentuk tablet yang diberikan oleh dokter spesialis yang punya sertifikat pelatihan berhenti merokok.
Obat yang diminum setiap hari itu akan mengatasi adiksi rokok yang datang dari kandungan nikotin sehingga pasien tidak kepingin merokok lagi.
Baca: Presiden Joko Widodo Sudah Naikkan Tarif Cukai Rokok Sejak 2015, Berapa Total Persentasenya?
Baca: Benarkah Produk Tembakau Dipanaskan Lebih Rendah Risikonya Dibanding Rokok?
Baca: SAH! Daftar Harga Baru 42 Merek Rokok Setelah Kenaikan Harga 35 Persen, Marlboro, GG, Djarum, DLL
“Obatnya macam-macam ada obat fariniklin, nikotin replacement terapi (nrt), semua dengam resep dari dokter. Jadi datangkah ke dokter bukan beralih ke rokok elektrik,” tutur dr. Agus.
Untuk biaya obat kisaraanya disebutkan dr. Agus sekitar Rp 200.000 per bulan tentunya belum ditambah biaya administrasi rumah sakit dan lain-lain.
Untuk biaya sekali kunjungan ya tergantung masing-masing rumah sakit tapi obatnya saja Rp 200.000-an, minimal lima kali ketemu dokter,” kata dr. Agus.