Mencegah Bisul dan Korengan pada Anak Agar Tak Infeksi
Penyakit bisul dan korengan bisa terjadi pada siapapun, termasuk anak-anak.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Penyakit bisul dan korengan bisa terjadi pada siapapun, termasuk anak-anak.
Anda sebagai orangtua harus tetap waspada meski sudah menjaga makanan dan kebersihan anak Anda.
Yuk, kenali kedua penyakit ini dan pencegahannya.
Bisul (Furunkel) adalah radang pada kulit akibat infeksi kuman Staphylococcus aureus. Bisul bisa menyerang siapa saja dari golongan usia berapa pun.
Tidak benar anggapan yang mengatakan bisul muncul lantaran terlalu banyak makan telur, meskipun terkadang kasus seperti itu dapat terjadi.
Terjadinya bisul umumnya karena faktor gesekan dan tekanan serta kelembapan, seperti yang sering dialami lipatan kulit bokong, ketiak, dan punggung.
Baca: Obati Pasien Sakit Bisul, Perawat Asal Lampung Jumraini Harus Bayar Rp 20 Juta
Baca: Inilah Cara Tepat Mengobati Luka Bakar, Jangan Oleskan Odol atau Pasta Gigi
Baca: Kisah Pilu Angkie Yudistia Staf Khusus Presiden, Antibiotik Membuatnya Tak Bisa Mendengar
Bisul dikatakan sering ”beranak” karena dapat muncul beberapa lagi di sekitar bisul pertama, terutama bila dilakukan pemencetan. Selanjutnya bisa terjadi abses atau pembengkakan besar.
Bisul matang atau bernanah menandakan sudah terjadi peradangan dan kerusakan jaringan yang lebih parah. Setelah sembuh (bisul mengering) kulit bekas bisul bisa berongga (berparut).
Begitu pula bila isi bisul dipaksa keluar (dipencet), infeksi dapat meluas dan penyembuhannya akan meninggalkan bekas yang tidak sedap dipandang.
Walaupun kulit anak masih tumbuh dan berkembang, jaringan kulit yang rusak tadi akan membekas. Berikut cara mengatasinya.
Kala bisul masih kecil, segera oleskan salep ichtyol atau krim antibiotik. Kondisi bisul yang sudah membesar, agak dalam dan bernanah, umumnya membutuhkan obat antibiotik oral/minum.
Konsultasikan pada dokter kulit atau dokter anak.
Sementara korengan (Impetigo) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Awalnya, muncul sebagai bintil-bintil merah yang gatal.
Bila digaruk akan terjadi luka dan mengering dengan kerak yang tebal, terkadang berwarna kuning madu.
Bila luka yang hampir sembuh digaruk, biasanya akan terjadi infeksi berulang dengan nanah dan proses sembuh yang lebih lama.
Cara mengatasinya, yakni tahan jangan sampai bintil-bintil maupun luka koreng digaruk. Jaga kebersihan luka dan sekitarnya.
Cuci tangan anak dengan teratur dan potong kuku tangannya agar tetap pendek dan bersih.
Koreng dapat diobati dengan salep atau krim antibiotik yang mengandung Mupirocin 2 persen sebanyak 2 kali sehari sampai sembuh, tepat di daerah koreng.
Koreng dan bekas-bekas hitamnya juga bisa terjadi akibat bentol gigitan nyamuk yang digaruk dan mengalami infeksi sekunder.
Jika bentol tidak digaruk, tidak akan terjadi korengan. Untuk mencegah terjadinya korengan, segera oleskan krim penghilang gatal sesaat setelah bentol muncul.
Dengan begitu, pada anak tidak muncul keinginan menggaruk.(*)