Pria Lebih Mudah Terinfeksi Virus Corona Daripada Wanita, Kenapa?
Penelitian menemukan adanya tingkat kematian lebih tinggi dialami pria sebanyak 2,8 persen dan wanita hanya sekitar 1,7 persen.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Tikus jantan mengembangkan virus dalam paparan rendah memiliki respon kekebalan tubuh yang lebih rendah.
Bahkan sangat rendah untuk membersihkan virus dari tubuhnya.
"Mereka mengalami kerusakan paru-paru dan memiliki tingkat kematian lebih tinggi," ungkap Profesor Stanley Perlman, ahli mikrobiologi dari Universitas Ioma yang menjadi senior dalam kajian ini.
Ketika peneliti menutup hormon estrogen dan mengelularkan sel telur pada tikus betina yang terinfeksi, mereka tampak sekarat.
Namun, menutup hormon testosteron pada tikus jantan rupanya tidak menunjukkan perbedaan.
Hal ini menunjukkan hormon estrogen perempuan memainkan peran perlindungan dalam melawan virus.
"Ini model yang dapat juga dilihat pada manusia," ungkap Profesor Perlman.
"Perbedaan antara pria dan wanita (manusia) sangat halus. Namun pada kasus tikus, tidak terlalu halus."
3. Gaya Hidup di Kalangan Masyarakat Juga Berpengaruh
Gaya hidup sehat antara pria dan wanita di beberapa masyarakat juga memainkan peran penting dalam responnya menghadapi serangan virus.
Terdapat sebanyak 316 juta orang di China merokok alias sepertiga dari seluruh penduduk dunia dan 40 persen dari konsumen rokok di dunia.
Namun hanya terdapat 2 persen wanita perokok di China dibandingkan pria. Warga pria di China juga punya kasus diabetes tingkat dua tertinggi dan juga tekanan darah tinggi dibandingkan wanitanya.
Tingkat kerusakan paru-paru kronis juga dimiliki pria, hampir dua kali angka dari perempuan. Di AS, wanita lebih proaktif terhadap gaya hidup sehat dibandingkan pria.
Beberapa kajian kecil juga menemukan adanya kasus serupa pada mahasiswa China di AS. Di dalam kajian yang belum dipublikasikan, peneliti China menitikberatkan pasien dengan diagnosis terlambat atau mereka yang punya pneumonia lebih dulu adalah yang paling beresiko sekarat.