Pandemi Covid-19 Tak Cuma Masalah Medis Tetapi Juga Komunikasi
Lebih dari 70 persen masalah di tempat kerja termasuk di rumah sakit adalah problem komunikasi internal.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana menegaskan pandemi Covid-19 di Indonesia bukan masalah medis semata.
Ada hal lain yang harus menjadi perhatian serius semua pihak terutama yang terkait langsung dengan penanganan Covid-19 yakni aspek komunikasi.
Dr Aqua menegaskan hal itu saat jadi pembicara Diskusi Webinar “Membangun Komunikasi Publik Rumah Sakit di Tengah Wabah Covid-19” yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Sabtu (18/4/2020).
Diskusi ini diikuti sekitar 600 peserta dari seluruh Indonesia baik lewat Webinar maupun YouTube.
"Di awal Letjen TNI Doni Monardo mendapat amanah dari Presiden Jokowi untuk menjadi Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, saya menyampaikan ke beliau bahwa Covid-19 tidak hanya masalah medis semata. Ada hal penting yang harus menjadi perhatian Pak Doni dan banyak pihak yakni terkait komunikasi. Ternyata semua yang saya sampaikan sekarang itu terbukti dan menjadi kenyataan," tegas Dr Aqua.
Banyaknya persolan komunikasi, lanjut dia, membuat semua pihak termasuk seluruh rumah sakit harus lebih memperhatikan hal tersebut.
Paling utama yang perlu dibenahi adalah komunikasi internal.
Menurut Dr Aqua, lebih dari 70 persen masalah di tempat kerja termasuk di rumah sakit adalah problem komunikasi internal.
Untuk membenahi itu perlu dibuka saluran komunikasi seluas-luasnya agar para pegawai dapat menyampaikan masalah di internal. Tidak dibawa keluar apalagi sampai diumbar ke media sosial.
Mengedepankan aspek komunikasi menghadapi pandemi Covid-19 itu tegas Dr Aqua bisa dilakukan secara internal sebagai bagian dari kesiapan tenaga medis atau dalam hal ini rumah sakit dan Puskesmas.
“Pihak rumah sakit harus bisa memperkuat komunikasi internal. Semua pegawai wajib memahami tugas dan peran masing-masing. Tidak sembarangan memberikan pernyataan atau menyampaikan informasi keluar,” ujar Dr Aqua.
Ia menyatakan rumah sakit juga harus dapat menjadi bagian dari upaya menghapus stigma terkait penyakit ini.
Edukasi ke masyarakat perlu secara terus-menerus dilaksanakan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
Bantu Percepat Kesembuhan Pasien
Faktor kuncinya penyembuhan pasien covid-19 adalah melayani dengan hati dan bertindak hati-hati. Dengan begitu pasien dan keluarganya merasa nyaman sehingga dapat membantu mempercepat kesembuhannya.
“Semua pihak di rumah sakit harus membiasakan diri untuk berpikir positif dan melayani para pasien secara universal. Jangan ada diskriminasi. Berbicaralah dengan nuansa yang memberikan harapan. Jadikan pasien seperti saudara atau teman sendiri. Ini merupakan bagian mendasar dari proses komunikasi tersebut,” ujar Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat bidang Komunikasi Publik itu.
Pada pertemuan yang berlangsung sekitar 2,5 jam itu, Dr Aqua juga menyebutkan lima aspek dalam komunikasi interpersonal yang penting dilakukan semua rumah sakit di masa krisis pandemi Covid-19 ini.
Dia mengatakan dalam perspektif komunikasi, lima aspek itu biasa disingkat 'REACH' .
Aspek pertama adalah "Respect", sikap menghargai orang lain tanpa kecuali. Semua orang yang diajak berkomunikasi harus dihormati tanpa melihat latar belakangnya.
Aspek kedua yakni "Empathy". Bisa merasakan apa yang dialami para pasien sehingga mereka mereka terayomi. Ada yang memperhatikan masalah kesehatan mereka.
Aspek ketiga "Audible". Maksudnya semua yang disampaikan dapat didengar dan dipahami dengan baik sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan.
Aspek keempat “Clarity” atau terpahami. Saat berkomunikasi agar menggunakan kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti. Ini sangat penting karena latar belakang pasien yang dihadapi beragam.
Aspek yang terakhir adalah “Humble" atau rendah hati. Bersikaplah seperti itu ke semua orang tanpa terkecuali. Jangan pernah tinggi hati dan sombong meski masyarakat membutuhkan paramedis.
Terkait dengan pemberitaan tentang Covid-19, Dr Aqua menyarankan agar seluruh rumah sakit anggota PERSI proaktif melakukannya. Tidak hanya pada aspek pelayanan saja tetapi juga beri akses teman-teman media untuk mewawancarai mantan pasien Covid-19 yang sudah sembuh.
"Semakin banyak berita positif di media makin baik. Jika semua anggota PERSI yang jumlahnya 2.899 rumah sakit setiap hari membuat berita positif terkait Covid-19 maka jumlahnya bisa ribuan bahkan hingga puluhan ribu. Ini kekuatan luar biasa untuk melawan berita-berita negatif tentang Covid-19," tegas Dr Aqua.
Acara yang dimoderatori oleh Anjari Umarjiyanto ini dibuka oleh Ketua umum PERSI Dr Kuntjoro Adi Purjanto, MKes. Pembicara lainnya pakar bigdata Ismail Fahmi PhD.
Sedangkan Direktur RSPI Sulianti Saroso Jakarta dr Mohammad Syahril, Sp.P MARS dan Kabag Hukum dan Humas RSUP Sardjito Banu Hermawan SH, MH sebagai pembahas.
Kuntjoro yang ikut sejak awal hingga akhir berharap agar Webinar itu ada tindak lanjutnya secara nyata.
"Luar biasa, hari ini saya banyak mendapatkan nilai-nilai yang baru bagi saya dan sangat berharga. Untuk semua yang didiskusikan hari ini perlu ditindaklanjuti," kata Ketua PERSI dua periode itu.