Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penelitian di China Sebut Obat HIV 'Kaletra' dan Obat Flu 'Arbidol' Belum Mampu Tangani Virus Corona

Penelitian di China Sebut Obat HIV 'Kaletra' dan Obat Flu 'Arbidol' Belum Mampu Tangani Virus Corona

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in Penelitian di China Sebut Obat HIV 'Kaletra' dan Obat Flu 'Arbidol' Belum Mampu Tangani Virus Corona
GEOFF ROBINS / AFP
Seorang apoteker di apotek Farmasi Rumah Sakit Umum Toronto Immunodeficiency mengeluarkan Kaletra, obat AIDS yang dikenal sebagai protease inhibitor, 10 Agustus 2006 

"Peningkatan kematian secara keseluruhan diidentifikasi pada pasien yang diobati dengan hidroksiklorokuin saja."

"Temuan ini menyoroti pentingnya menunggu hasil studi prospektif, acak, dan terkontrol sebelum mengadopsi penggunaan obat secara luas," tulis para peneliti yang bekerja di Columbia VA Health Care System di South Carolina, University of South Carolina, dan University of Virginia.

Para peneliti juga melihat apakah menggunakan hidroksiklorokuin atau kombinasi hidroksiklorokuin dan antibiotik azitromisin dapat menggantikan penggunaan ventilator pada pasien.

Hasilnya, tidak berpengaruh apa pun.

"Dalam penelitian ini, kami tidak menemukan bukti bahwa penggunaan hidroksiklorokuin, baik dengan atau tanpa azitromisin, mengurangi penggunaan ventilasi mekanik pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit," tulis peneliti.

ILUSTRASI obat. Pemerintah mengaku sedang melakukan ujicoba terhadap obat asli Indonesia untuk vaksin corona.
ILUSTRASI obat. (pixabay.com)

Dalam studi terbaru lainnya, para peneliti di Perancis memerika rekam medis untuk 181 pasien Corona yang menderita pneumonia dan membutuhkan oksigen tambahan.

Sekitar setengah pasien tersebut menggunakan hidroksiklorokuin dalam waktu 48 jam setelah dirawat di rumah sakit.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, setengah pasien lainya tidak.

Hasil menunjukkan, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam tingkat kematian kedua kelompok, atau peluang mereka untuk dirawat di ICU.

Namun, ditemukan delapan pasien yang menggunakan hidroksiklorokuin mengalami irama jantung yang abnormal.

Mereka pun harus berhenti meminumnya.

Penelitian ini juga belum ditinjau oleh rekan peneliti lain atau diterbitkan dalam jurnal medis.

Hingga kini, belum ada produk yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk mencegah atau mengobati Covid-19.

Meskipun, penelitian global pada banyak obat sedang dilakukan.

Hidroksiklorokuin telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengobati pasien dengan penyakit seperti malaria, lupus, dan rheumatoid arthritis.

Presiden AS, Donald Trump, telah mempromosikan hidroksiklorokuin sebagai 'penyembuh' Covid-19.

Dia mengatakan, efektivitas hidroksiklorokuin 'sangat menjanjikan'.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Citra Agusta Putri Anastasia)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas