Sering Stres? Puasa Ternyata Bisa Meredakannya, Ini Penjelasan Psikiater UGM
Tak hany secara fisik, puasa memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan mental. Salah satunya dapat membantu meredakan stres.
Penulis: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Tak hany secara fisik, puasa memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan mental. Salah satunya dapat membantu meredakan stres.
Hal ini ditegaskan Psikiater Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ.
“Banyak hal yang bisa membantu dalam menekan stres, termasuk menjalankan puasa,” sebut dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ., dilansir dari laman resmi UGM.
Menurut Ketua Program Studi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM ini, puasa berpengaruh secara langsung dalam meredakan stres.
Mengapa puasa bisa meredam stres? Yuk dengar penjelasannya..
Saat berpuasa orang cenderung melakukan pengaturan makan dengan lebih baik.
Asupan makanan yang diatur turut memengaruhi cara berpikir menjadi lebih teratur.
Beberapa studi menunjukkan mengurangi kadar makan, termasuk karbohidrat, lemak, dan lainnya dalam jumlah tertentu selama beberapa minggu akan meningkatkan kemampuan dalam berpikir.
Baca: Pintu Neraka Ditutup, Setan Dibelenggu Saat Ramadan, Mengapa Masih Ada Kemaksiatan? Ini Kata Ulama
Baca: Ibadah Ramadan di Rumah Saja, Mengengar Rekaman Al-Quran dari HP Pun Berpahala
Baca: Tips Jaga Imunitas Saat Berpuasa di Masa Pandemi Covid-19, Hati-hati Konsumsi Suplemen Vitamin
Ronny mengatakan cara orang mengenali stres adalah dengan kemampuan berpikir.
Dengan kemampuan berpikir yang baik maka emosi lebih terkendali dan menekan stres.
“Yang mengontrol emosi itu kan salah satunya kemampuan berpikir,”sebutnya.
Dengan menjaga makan melalui berpuasa juga akan menjaga hormon kortisol yang berkaitan dengan respons tubuh saat stres.
Puasa mampu menstabilkan hormon kortisol yang dihasilkan kelenjar adrenal. Hal ini berarti bisa menekan tingkat stres.
Baca: Hukum Sengaja Tak Berpuasa Demi Jaga Stamina untuk Menghindari Corona, Ustaz: Iman Kuat, Imun Stabil
Baca: Suara Ibunda Naufal Samudra Bergetar Saat Ungkap Rindu Santap Sahur Bersama Sang Putra
Dia menjelaskan produksi hormon berhubungan dengan asupan protein. Saat asupan diatur maka hormon juga lebih teratur.
“Jadi, yang tadinya hormonnya dinamis, naik-turun, bisa lebih ditekan yang secara tidak langsung menjadi lebih tenang,” paparnya.
Ronny menyampaikan hormon kortisol yang meningkat tidak sesuai dengan kebutuhan menjadikan ambang seseorang jadi lebih rendah sehingga mudah terpapar atau irritable seperti mudah marah.
Produksi hormon kortisol berlebih juga tidak baik bagi tubuh. Pasalnya, hormon ini dapat menekan sistem kekebalan tubuh.
“Saat stres hormon Corticotropin Releasing Factor (CFR) akan teraktivasi secara berlebih yang memengaruhi makrofag sehingga menurunkan imunitas,” tuturnya.
Tips Puasa Sehat Agar Imunitas Meningkat Tangkal Corona
Sementara itu, ahli gizi UGM, R. Dwi Budiningsari, SP., M.Kes., Ph.D membagikan sejumlah tips agar tubuh tetap sehat dan bugar selama menjalani puasa di saat pandemi Covid-19.
Langkah awal adalah memastikan terlebih dahulu kondisi kesehatan tubuh. Orang sehat dianjurkan tetap berpuasa, sedangkan yang sakit dianjurkan berkonsultasi terlebih dulu ke dokter.
Selain itu, menjaga makan yang sehat dan seimbang sesuai dengan porsi isi piringku. Saat sahur dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks dan serat yang membutuhkan waktu lama untuk dicerna diubah menjadi energi.
Dengan begitu energi yang dihasilkan akan bertahan lebih lama dan juga merasa kenyang lebih lama. Contohnya seperti nasi merah, kentang, roti gandum, biji-bijian, kacang-kacangan, gandum, dan ubi.
Selain itu, juga konsumsi sayuran hijau, brokoli, wortel, dan lainnya yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Sementara untuk protein dapat dipenuhi dari hewani maupun nabati seperti ikan, telur, ayam, daging, tempe, dan tahu.
Tak kalah penting mengonsumsi buah-buahan, seperti semangka, pepaya, melon, jeruk, buah naga, dan lainnya. Selanjutnya, menjaga asupan air putih 2 liter atau setara dengan 8-9 gelas sehari, diatur mulai dari buka hingga sahur.
“Batasi konsumsi gula jangan lebih dari 50 gram sehari atau setara dengan 4 sendok makan karena bisa memengaruhi sel imun untuk memerangi penyakit. Selain itu, hindari konsumsi makanan dengan kandungan lemak trans tinggi dan kurangi makanan atau minuman yang mengandung karbohidrat sederhana, seperti makanan atau minuman yang terlalu manis,” paparnya.
Saat berbuka, Budiningsari menyarankan masyarakat untuk tidak mengonsumsi terlalu banyak makanan. Porsi makan saat berbuka puasa sebaiknya sekitar 10-25 persen dari kebutuhan sehari, diikuti makan malam setelah sholat magrib sekitar 25-35 persen, snack malam sekitar 10-25 persen, sedangkan saat sahur sebesar 20-35 persen kebutuhan sehari.
Tak hanya menjaga gizi seimbang, selama berpuasa juga disarankan tetap melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga. Olahraga dapat dilakukan dengan aktivitas rumah tangga dan senam aerobik ringan hingga sedang untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar.
Berikutnya, istirahat yang cukup setidaknya 8 jam sehari. Menjadwalkan tidur secara teratur penting dilakukan sebab jadwal tidur selama berpuasa berubah drastis.
“Hindari stres karena bisa menurunkan imunitas,”imbuhnya.
Tidak kalah penting tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Antara lain dengan menjaga kebersihan melalui rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan memakai masker jika keluar rumah.