Fakta Pengobatan Hydroxychloroquine yang Dikabarkan Justru Tingkatkan Kematian Pasien Corona
Fakta-fakta Pengobatan Hydroxychloroquine yang Dikabarkan Tingkatkan Kematian Pasien Corona, penelitian yang didanai National Institutes of Health
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Hydroxychloroquine sebagai pengobatan pasien positif virus corona sempat dipuji Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Studi baru-baru ini temakan fakta bahwa pengobatan menggunakan Hydroxychloroquine justru mempertinggi tingkat kematian pasien covid-19.
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (30/4/2020) menurut sebuah penelitian terhadap ratusan pasien di pusat kesehatan US Veterans Health Administration menunjukkan kondisi yang berbeda.
Angka kematian pasien yang membutuhkan ventilator mekanis lebih sedikit dibandingkan angka kematian pasien yang menggunakan obat hydroxychloroquine.
Baca: VIRAL Kisah Warga Cimahi Gantungkan Sayuran di Pagar, Boleh Diambil Siapapun di Tengah Corona
Penelitian tersebut didanai oleh National Institutes of Health dan University of Virginia.
Dalam penelitian ini, mengulas grafik medis para veteran, yang dipublikasikan Selasa (28/4/2020) di Medrxiv.org, server pra-cetak, yang berarti tidak diterbitkan dalam jurnal medis.
Dalam studi terhadap 368 pasien, sebanyak 97 pasien Covid-19 menggunakan pengobatan hydroxychloroquine dengan tingkat kematian 27,8 persen.
Sedangkan sebanyak 158 pasien yang tidak menggunakan obat memiliki tingkat kematian 11,4 persen.
"Peningkatan kematian secara keseluruhan diidentifikasi pada pasien dengan hydroxychloroquine saja," tulis pada penulis yang bekerja di Columbia VA Health Care System, California Selatan, University of South Carolina dan University of Virginia.
Baca: Dilockdown karena Virus Corona Hingga Stress, Pria Ini Lempar Istrinya dari Lantai 7
Fakta-fakta Pengobatan Hydroxychloroquine
1. Obat Malaria
Dikutip dari en.wikipedia.org, Hydroxychloroquine (HCQ adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria.
Obat ini dijual di bawah nama merek Plaquenil.
Kegunaan lain obat ini yakni pengobatan rheumatoid arthritis, lupus, dan porphyria cutanea tarda.
Obat ini juga sedang dipelajari untuk pengobatan pasien positif virus corona atau covid-19.
2. Obat Berisiko Tinggi
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) memperingatkan agar tidak menggunakan hydroxychloroquine untuk pengobatan COVID-19 di luar pengaturan rumah sakit atau uji klinis.
Hal tersebut karena obat ini memiliki risiko memunculkan masalah irama jantung.
FDA menerima laporan tentang adanya masalah irama jantung serius pada pasien covid-19 dengan pengobatan hydroxychloroquine atau chloroquine.
Baca: Ini Prediksi Wabah Virus Corona, Benarkah Indonesia Sudah Memasuki Puncak Pandemi Covid-19?
3. Belum Terbukti Dapat Sembuhkan Covid-19
FDA mengungkapkan bahwa Hydroxychloroquine dan chloroquine belum terbukti aman dan efektif untuk mengobati atau mencegah COVID-19.
Meski demikian, FDA mengizinkan penggunaan sementara Hydroxychloroquine dan chloroquine untuk pengobatan virus pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Hydroxychloroquine dan chloroquine dapat menyebabkan irama jantung yang tidak normal.
Risiko-risiko ini dapat meningkat ketika obat-obatan ini dikombinasikan dengan obat-obatan lain termasuk antibiotik azithromycin.
Pasien yang juga memiliki masalah kesehatan lain seperti penyakit jantung dan ginjal cenderung berisiko tinggi mengalami masalah jantung ini ketika menerima obat-obat ini.
3. Harus dengan Resep Ahli Kesehatan
Faktor risiko tinggi, FDA memperingatkan agat tidak membeli obat-obatan ini dari apotek tanpa resep dari ahli kesehatan.
Jika Anda memiliki obat-obatan ini di rumah, simpanlah dalam wadah yang aman dari jangkauan anak-anak untuk mencegah keracunan yang tidak disengaja.
4. Ada Kematian Pasien Covid-19 akibat Hydroxychloroquine dan Chloroquine
FDA mendapatkan informasi berdasar Sistem Poison National Data Systems, adanya kematian pasien covid-19 yang menerima hydroxychloroquine dan chloroquine.
Baik hanya hydroxychloroquine atau yang dikombinasikan dengan azitromisin atau obat Long QT syndrome lainnya.
Hal ini dilaporkan dari rumah sakit dan pengaturan rawat jalan untuk mengobati atau mencegah COVID-19.
(Tribunnews.com/Fajar)(Kompas.com/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.